di sini pada 9 Juli 2014 diikuti 133.577.277 orang. Itu rekor dunia"

Surabaya (ANTARA News) - Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya Joaquin Monserrate menilai pemilihan presiden di Indonesia pada 9 Juli 2014 mengalahkan Pilpres AS pada 2008 sehingga Pilpres di Indonesia telah memecahkan rekor dunia.

"Saya punya datanya, Presiden Obama terpilih dalam Pilpres AS tahun 2008 yang diikuti 131.071.135 orang, sedangkan pilpres di sini pada 9 Juli 2014 diikuti 133.577.277 orang. Itu rekor dunia," katanya di sela halalbihalal Konjen AS di Surabaya, Kamis sore.

Dalam acara yang dihadiri puluhan tokoh dari kalangan pemerintahan, agamawan, masyarakat, akademisi, dan kalangan pers itu, ia menjelaskan fakta itu menunjukkan lebih banyak orang Indonesia yang percaya dengan sistem demokrasi.

"Padahal, ada orang yang bilang bahwa masyarakat Indonesia tidak siap dengan demokrasi, bahkan ada yang bilang bahwa demokrasi itu tidak cocok untuk Indonesia, tapi buktinya ada 133 juta lebih suara yang setuju dengan sistem demokrasi itu di sini," kata dia.

Didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, diplomat AS yang sudah dua kali bertugas di Konsul Jenderal AS di Surabaya itu secara berkelakar menyatakan rekor itu akan direbut kembali oleh masyarakat AS pada Pilpres AS tahun 2016.

"Hanya enam tahun, rekor suara terbanyak di dunia yang diraih Amerika itu sudah direbut Indonesia, karena itu dua tahun lagi akan kita ambil (rebut) rekor itu," katanya dalam acara yang dihadiri sahabat baru dari perjalanan US Independence Day Roadshow (Juni).

Ditanya pers tentang capres yang didukungnya, ia menyatakan hanya mendukung rakyat Indonesia yang menunjukkan suara terbanyak di dunia itu. "Siapa pun yang menjadi capres, kami siap bekerja sama secara komprehensif," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyatakan tokoh yang hadir dalam halalbihalal di Konjen AS di Surabaya membuktikan "sahabat" AS di Jawa Timur cukup banyak, apalagi "sahabat" yang hadir mewakili banyak kalangan, seperti pemerintah, tokoh, masyarakat, akademisi, pers, dan sebagainya.

"Apalagi, halalbihalal ini diadakan Konjen Amerika, sebab halalbihalal itu merupakan Islam khas Nusantara yang tidak ada di negara Islam mana pun, termasuk di Timur Tengah, meskipun halalbihalal itu bahasa Arab, tapi orang Arab sendiri tidak mengerti," kata dia.


Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014