"Kesulitan selama ini, masyarakat belum paham sepenuhnya soal PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Karenanya kita menginisiasi membangun RDE, harapannya bisa mendemonstrasikan apa saja yang dapat dihasilkan dari reaktor ini pada masyarakat," kata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, usai melakukan pertemuan dengan Menteri Riset dan Teknologi dan Deputi Direktur Jendral Energi Nuklir Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy/IAEA) di Jakarta, Kamis.
Untuk membangun RDE, ia mengatakan dibutuhkan dana sebesar Rp1,6 triliun. Pemerintah telah menyetujui dana pembangunan ini berasal dari APBN murni 2015.
"Harapan kita pemerintahan baru nanti tetap memberikan dukungannya," ujar dia.
Ia juga mengatakan telah melakukan tahapan praproyek meliputi analisis dan manfaat, persiapan implementasi proyek berupa penyusunan dokumen seperti dokumen pemilihan teknologi, kelayakan dan manfaatnya, serta dokumen infrastruktur lain yang diperlukan termasuk dokumen laporan evaluasi tapak dan aspek manajemen.
Batan, lanjutnya, telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan rencana pembangunan reaktor daya eksperimental dengan menggunakan reaktor nuklir generasi keempat ini akan didukung penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Dalam dua hari ini kita lakukan pertemuan konsultasi dengan IAEA, di sini baru akan diketahui kirai-kira IAEA bisa membantu apa," ujar dia.
Sementara itu Deputi Direktur Jendral Energi Nuklir Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Alexander Bychkov mengatakan pihaknya akan mendukung sepenuhnya rencana pembangunan RDE tersebut.
"Kami akan bahas kemungkinan-kemungkinan dukungan apa yang bisa diberikan untuk pembangunan RDE ini. Dalam dua hari, baru akan di daftar apa saja yang akan diberikan IAEA," ujar dia.
IAEA, ia mengatakan akan menekankan penggunaan reaktor nuklir paling maju. Dukungan asistensi akan dilakukan dari berbagai aspek, tidak hanya aspek teknikal tetapi juga hingga aspek ekonomi dan sosial.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014