Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan bahwa tidak ada korban luka tembak dalam bentrokan singkat yang terjadi antara petugas dan pengunjuk rasa di sekitar Patung Kuda di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, terkait pengamanan sidang Mahkamah Konstitusi.
"Kami luruskan bahwa dalam catatan kami tidak ada seorang pun yang mengalami luka tembak. Jadi ini catatan yg kami peroleh dari petugas kami di lapangan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis.
Boy membantah adanya kabar bahwa satu orang pengunjuk rasa sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akibat luka tembak pada saat terjadinya bentrok di Patung Kuda.
"Jadi, dari catatan petugas kami di lapangan belum menemukan adanya korban luka tembak," ujarnya.
Namun, ia mengatakan pihaknya akan mencari tahu lebih lanjut mengenai kabar tersebut.
Boy pun mengakui ada korban luka dalam bentrokan singkat antara polisi dan demonstran terkait unjuk rasa sidang putusan sengketa Pilpres 2014 di MK.
"Mengenai hal itu (korban luka tembak) akan terus diklarifikasi di lapangan, polisi akan melakukan cross check. Sementara yang dirawat ada tiga orang karena terjatuh akibat berdesak-desakan," ungkapnya.
Selain itu, Boy menyebutkan bahwa ada beberapa kendaraan milik pengunjuk rasa yang diamankan oleh petugas karena sempat digunakan oleh pengunjuk rasa untuk menerobos barikade polisi, dalam upaya menuju Gedung MK.
"Memang beberapa kendaraan kami amankan terlebih dahulu karena berusaha menerobos barikade. Barikade itu kan alat-alat yang disiapkan petugas kepolisian, dan itu untuk memperjelas (memberi batasan) tempat-tempat yang sudah disediakan untuk berunjuk rasa. Di luar batasan itu tidak diperkenankan untuk berunjuk rasa," jelasnya.
Kabagpenum Divhumas Polri itu mengimbau agar para pengunjuk rasa dapat melakukan aksinya dengan damai dan tertib.
"Mari kita sama-sama menghargai. Masyarakat tetap harus menjaga ketertiban dalam berunjuk rasa. Ingat ini bukan unjuk kekuatan atau unjuk otot. Lampiaskanlah ketidaksetujuan dalam bentuk pendapat," ujar Boy.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014