Moskow (ANTARA News) - Menlu AS Condoleezza Rice menyampaikan keraguan Sabtu mengenai adanya permintaan maaf pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il karena melakukan percobaan nuklir dan janjinya untuk tidak melakukan percobaan lagi. "Saya tidak tahu apakah Kim Jong-Il mengatakan hal seperti itu atau tidak," katanya kepada wartawan yang menyertainya dalam penerbangan dari Beijing ke Moskow. "Namun Cina, dalam satu briefing yang cukup seksama mengenai pembicaraan itu, mengatakan tidak ada soal permintaan maaf karena telah melancarkan percobaan tersebut," kata Rice dikutip AFP. Rice tampak dengan jelas jengkel karena pertanyaan berulang kali mengenai laporan tersebut, yang telah membayangi perjalanannya ke Asia yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dukungan bagi sanksi PBB yang keras terhadap Pyongyang. Ia menuduh Korea Utara berusaha untuk "meningkatkan" krisis. Kim Jong-Il dilaporkan telah mengatakan pada delegasi dari sekutu utamanya Cina bahwa tidak ada lagi percobaan bom atom yang akan berlangsung. Sebuah surat kabar Korea Selatan juga mengatakan bahwa Kim telah minta maaf atas percobaan pertama. Korea Utara mengumumkan telah mencoba senjata atom pada 9 Oktober, meskipun ada upaya diplomatik bertahun-tahun yang ditujukan untuk membujuk Pyongyang agar melepaskan program nuklirnya. Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi pada rezim komunis yang suka berahasia itu, termasuk pemeriksaan internasional akan kargo Korea Utara. Rice telah membicarakan pelaksanaan sanksi itu dalam kunjungannya ke Cina, Jepang dan Korea Selatan. AS mengatakan ingin mencegah Korea Utara, bagian dari "poros kejahatan"nya Presiden George W. Bush, mengirim senjata pemusnah massal dan kecakapan teknik nuklir pada kelompok dan pemerintah yang bermusuhan pada AS.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006