Kemenkes akan memberikan pemenuhan set alat mulai tahun 2024 sampai dengan 2028 di 10.234 Puskesmas, 25.826 Puskesmas Pembantu, dan 304.420 Posyandu
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyebutkan, proyek Strengthening of Primary Health Care (SOPHI) bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah pelayanan kesehatan primer terutama di tingkat layanan paling dasar di berbagai daerah, yakni fungsi preventif, pelayanan kesehatan rujukan yang terbatas, serta kualitas pelayanan yang kurang memadai.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi dalam keterangan yang diterima di Jakarta Selasa mengatakan, SOPHI merupakan upaya menghemat biaya perawatan kesehatan, dengan fokus tindakan pencegahan dan kuratif yang hemat biaya dan penghematan beban sosial ekonomi terkait perawatan ekstra yang diperlukan untuk penyakit yang berpotensi dapat dicegah.
Maria berharap bahwa dukungan dari proyek SOPHI mampu memenuhi kebutuhan alat kesehatan di puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), posyandu. Selain itu, dukungan ini diharapkan meningkatkan kapasitas tenaga medis dalam pemanfaatan alat kesehatan untuk mendukung layanan kesehatan yang lebih baik.
“Kemenkes akan memberikan pemenuhan set alat mulai tahun 2024 sampai dengan 2028 di 10.234 Puskesmas, 25.826 Puskesmas Pembantu, dan 304.420 Posyandu. Untuk batch 1 akan diberikan kepada 6.236 Puskesmas di 382 kabupaten/kota di 35 provinsi,” katanya.
Adapun pemenuhan reagen kesehatan atau Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), katanya, juga dipenuhi oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik.
Pihaknya mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan, yang difokuskan pada fasilitas kesehatan primer khususnya puskesmas, untuk mendukung transformasi layanan primer. Menurutnya, kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas masih harus ditingkatkan, terutama untuk mendukung deteksi dini atau skrining kesehatan. Hal ini sesuai dengan peran Puskesmas dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Alat kebutuhan puskesmas yang masih perlu diperbanyak terkait alat-alat kesehatan pendukung skrining seperti ultrasonografi -USG-, elektrokardiografi -EKG-, hematology analyzer, chemistry analyzer, dental chair,” kata Maria.
Selain itu, Maria menyebutkan, alat kesehatan untuk diagnostik serta tindak lanjutnya, di antaranya urine analyzer, PoCT HbA1C, dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM).
Dalam mendukung transformasi kesehatan melalui pilar pertama transformasi pelayanan kesehatan primer, katanya, salah satu strateginya adalah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelayanan kesehatan primer melalui revitalisasi jejaring dan standarisasi pelayanan di puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan posyandu.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024