Jakarta (ANTARA) - Pakar intelijen dan keamanan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Stanislaus Riyanta, mengatakan, penguatan intelijen diperlukan untuk mencegah ancaman peredaran narkoba di tanah air.
Menurut dia, kekuatan intelijen yang terletak pada jaringan yang dimiliki, dan kemampuan agen atau analis untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan narkoba diharapkan bisa mencegah ancaman tersebut.
Baca juga: Kepala BNN: Belum ada indikasi pemain judi daring jadi pemakai narkoba
“Jadi, penguatan yang diperlukan adalah menguatkan jaringan dan kompetensi agen dan analis intelijen di BNN,” kata Riyanta saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Selasa.
Sementara itu, dia menekankan, secara hakikatnya intelijen adalah pendeteksi, peringatan, dan pencegahan dini ancaman, bukan penanggulangan atau pemberantasan narkoba.
Baca juga: BNN dan AFP bertemu bahas penguatan kerja sama pemberantasan narkoba
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa intelijen dan operasi tertutup harus dibedakan dalam konteks memerangi peredaran narkoba di tanah air.
“Operasi tertutup jika harus dilakukan tentu harus memastikan petugas-petugasnya mempunyai kompetensi teknik-teknik operasi tertutup. Ini harus dilatih dan diuji sebelum dilakukan kegiatan di lapangan,” kata dia menjelaskan penguatan operasi tertutup sebagai bagian pemberantasan narkoba.
Baca juga: BNN: Korpri garda terdepan hadapi modus operandi sindikat narkoba
Sebelumnya, Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom, mengatakan, sedang berencana memperkuat kemampuan intelijen lembaganya dalam rangka memberantas narkoba sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto.
“Kami tidak bisa menghadapinya dengan pendekatan biasa, tetapi kami harus mendekatinya dengan pendekatan luar biasa. Salah satu pendekatan extraordinary adalah menggelar jejaring intelijen secara 1x24 jam sepanjang tahun," kata dia, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).
Baca juga: BNN-KPPN Jakarta III gelar monev bentuk sinergi pengelolaan anggaran
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024