Sleman (ANTARA News) - Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerapkan program biogas dari kotoran sapi di tujuh desa.
"Dengan program ini kami harapkan masyarakat dapat memperoleh sumber energi terbarukan. Diharapkan pula warga desa tidak bergantung pada elpiji dan kayu bakar karena sudah ada alternatif bahan bakar baru," kata Kepalas Seksi Pengembangan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Purwoko, Kamis.
Menurut dia, program awal ini diterapkan pada tujuh desa yang tersebar di Kecamatan Tempel di dua desa, Kecamatan Cangkringan dua desa, Kalasan dua desa dan satu desa di Kecamatan Moyudan.
"Program ini sejak Juni untuk mempersiapkan sarana prasarana, berikut proses kimiawi untuk merubah kotoran sapi menjadi gas. Setelah dijadikan biogas, kotoran ternak tersebut masih bisa digunakan sebagai pupuk untuk tanaman," katanya.
Salah satu penerima bantuan biogas Ratih (28) warga Dusun Karanggawang Kulon, Mororejo, KecamatanTempel mengaku senang dengan bantuan tersebut.
"Kami saat ini tidak khawatir dengan stok gas maupun kenaikan harga elpijis, karena sudah menggunakan kompor gas yang bahan bakarnya dari kotoran sapi atau biogas," katanya.
Menurut dia, dirinya sudah lebih dari satu minggu ini menggunakan kompor beserta fasilitas digester bantuan Pemerintah Kabupaten Sleman.
"Apinya biru dan nyalanya besar, masakannya lebih cepat matang," katanya.
Ia mengatakan, penggunaan biogas lebih hemat, karena tidak usah membeli gas di pasaran sebab cukup dengan hanya mengisikan kotoran sapi ke digester yang disediakan Pemkab Sleman.
"Cukup isi alat itu (digester) dengan kotoran sapi, setiap tiga hari sekali. Kemudian bila tenaga gas habis, tunggu dua jam, sudah terisi kembali dan siap digunakan. Kotoran sapi sebagai bahan pembuat gas, diperoleh dari kandang milik warga sekitar," katanya.
Ratih merupakan penerima bantuan awal fasilitas biogas yang diinisiasi Dinas SDAEM Kabupaten Sleman.
Di Dusunnya, Karanggawang Kulon, Mororejo, Tempel, ada empat warga yang menerima bantuan tersebut. Namun baru keluarganya yang menerima peralatan berupa kompor serta manometer biogas yang dialirkan ke rumahnya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014