Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan melakukan langkah-langkah pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) melalui edukasi serta promosi deteksi dini dalam rangka Hari PPOK Sedunia 2024.
Dalam siaran di Jakarta, Selasa, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, sejumlah penyebab utama PPOK di Indonesia adalah kebiasaan merokok serta paparan terhadap partikel-partikel yang dapat membuat paru-paru iritasi atau gas-gas berbahaya dalam waktu yang lama.
"Jadi saya sampaikan bahwa hari ini merokok, satu batang, setahun kemudian menjadi satu bungkus, dua tahun kemudian menjadi setengah pak, itu tidak membuat kita besoknya langsung PPOK. Mungkin kita batuk-batuk karena infeksi, tapi PPOK itu akan kita rasakan di masa usia tua kita," kata Nadia.
PPOK, katanya, adalah keterbatasan dalam aliran udara pada saluran nafas yang sifatnya menetap, bahkan menjadi progresif atau memburuk karena infeksi-infeksi yang terus menerus berulang akibat terpapar partikel ataupun juga gas-gas berbahaya.
Dia menyebutkan, penyakit ini sering dijumpai terutama pada orang lanjut usia, di atas 50 tahun, dan sebenarnya dapat dicegah dan diobati. Seperti penyakit tak menular lainnya, contohnya hipertensi, kata Nadia, PPOK tidak muncul dalam waktu singkat, melainkan dalam waktu antara lima hingga puluhan tahun ke depan.
Menurut dia, selain menurunkan kualitas hidup, PPOK juga menjadi beban ekonomi nasional serta keluarga. Perawatan untuk PPOK pun, katanya, bukan hanya sekali atau dua kali, namun harus rutin. Oleh karena itu, dia berharap edukasi yang diberikan dapat mengubah perilaku publik, agar mau melakukan upaya-upaya preventif, promotif, seperti deteksi dini.
Dia pun mengingatkan untuk menghindari berbagai faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk merokok dan menjaga kesehatan dari polusi udara seperti dengan memakai masker.
Selain edukasi agar masyarakat menjaga perilaku hidup sehat, perlu edukasi agar mereka mau cek kesehatan. Hal tersebut penting, katanya, karena masih ada publik yang takut untuk mengetahui hasil tes kesehatannya.
Pemerintah juga menghadirkan deteksi PPOK dalam program pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun yang akan dimulai tahun depan.
"Deteksi dini PPOK ini merupakan 14 penyakit yang bisa dilakukan skrining melalui tentunya pembiayaan JKN, dan bisa dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan," katanya.
Baca juga: Dosis rutin vitamin B3 bisa kurangi peradangan pada pasien PPOK
Baca juga: Kemenkes harapkan pemanfaatan skrining ulang tahun untuk deteksi PPOK
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024