Salah satu aksi nyata yang akan kita lakukan sebagai bentuk pengabdian dan bakti bidan Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berencana untuk menggelar skrining faktor risiko anemia defisiensi besi (ADB) pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak secara serentak di 38 provinsi pada Februari 2025 bertepatan dengan Hari Kesadaran Anemia Dunia.
“Salah satu aksi nyata yang akan kita lakukan sebagai bentuk pengabdian dan bakti bidan Indonesia, bahwa kami akan melakukan skrining serentak di bulan Februari 2025 dalam rangka untuk bagaimana bidan Indonesia berperan penting,” kata Ketua Umum IBI Ade Jubaedah di Jakarta, Selasa.
Skrining ini dilakukan IBI bekerja sama dengan Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia. Ade menyampaikan, pihaknya bersama Danone tengah menyiapkan tools atau instrumen skrining berupa kuesioner secara digital sehingga memudahkan bagi para bidan yang melakukan pemeriksaan pada ibu dan anak.
Melalui skrining dan deteksi ADB pada ibu dan anak yang dilakukan secara serentak, Ade berharap hal ini menjadi aksi nyata IBI bersama seluruh bidan di Indonesia dalam rangka menurunkan kejadian ADB serta membantu pemerintah untuk mewujudkan generasi emas pada tahun 2045.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 38,5 persen atau satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah lima tahun mengalami anemia. Tidak hanya pada anak¸ kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia juga masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9 persen.
Tanpa penanganan yang baik, ADB akan dapat mempengaruhi kesehatan anak di masa depan, sehingga dapat menghambat cita-cita negara untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Ade menekankan pentingnya sinergi yang kuat dengan berbagai pihak untuk menekan angka kejadian ADB pada anak. Dengan deteksi yang cepat, intervensi dapat dilakukan lebih awal, seperti pemberian suplementasi zat besi atau perubahan diet yang tepat bagi ibu dan anak.
Ia mengatakan, skrining faktor risiko sebaiknya terintegrasi dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan bidan sehingga mendukung pencegahan ADB lebih optimal. Untuk menjangkau sebanyak mungkin orang tua dan anak, dibutuhkan kolaborasi multipihak agar keberhasilan intervensi lebih menyeluruh dan anak tidak ada yang mengalami anemia.
“Mudah-mudahan bisa terwujudkan, tentu dengan dukungan peran serta berbagai pihak. Kami mohon dukungan dari berbagai lintas-kementerian baik dari Kemenkes, Kemenko PMK, Kemendes PDT, Kemendukbangga/BKKBN, tentu khususnya juga dari Danone Indonesia,” kata Ade.
Expert Community Medicine dan Medical and Scientific Affairs Director Danone SN Indonesia Ray Wagiu Basrowi mengatakan, anemia merupakan permasalahan yang perlu dicegah sedini mungkin. Menurutnya, skrining ABD merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia di Indonesia terutama bagi Ibu dan anak.
“Karenanya, skrining non-invasif berupa pemantauan asupan zat besi berbasis kuesioner dapat menjadi pilihan solusi identifikasi awal risiko anemia defisiensi besi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk bidan dalam fasilitas pelayanan kesehatan primer,” kata Ray.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024