Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan ​​​​​​(Basarnas) DKI Jakarta akan melakukan pemetaan terhadap kerawanan gedung tinggi di Jakarta melalui simulasi gempa sehingga ada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

"Dalam menyusun rencana kontijensi kami harus melakukan pemetaan terhadap gedung tinggi yang ada. Kami akan kumpulkan itu," kata Kepala Basarnas Jakarta Desiana Kartika Bahari di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, gedung tinggi di Jakarta akan dilakukan pendataan untuk mengetahui gedung yang telah memiliki sertifikasi dan gedung yang belum bersertifikasi.

"Nanti didapatkan data mana yang telah memiliki sertifikasi dan mana yang belum," kata dia.

Baca juga: Jakpus lakukan simulasi antisipasi gempa bumi megathrust

Menurut dia, bagi gedung yang tidak memiliki sertifikasi ada dua kategori, yakni laik dan tidak laik. "Kami akan petakan ini melibatkan pemangku kebijakan dalam menyusun draf kontijensi di Jakarta," kata dia.

Menurut dia, pemetaan ini berguna bagi tim penolong melakukan upaya kontijensi seperti mengukur menit mereka bisa sampai ke lokasi jika terjadi bencana.

Begitu juga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pertolongan, mengukur sumber daya yang dimiliki dan lainnya.

Dalam menyusun draf kontijensi ini, pihaknya juga akan melakukan pelatihan bersama dengan BPBD, BNPB, pengelola gedung tinggi serta masyarakat.

Baca juga: Pemkot Jaktim-BPBD DKI gelar simulasi penanggulangan gempa megathrust

Ia mengatakan pelatihan ini akan digelar 18 Desember mendatang dan dalam tiga bentuk simulasi. Yakni simulasi gedung ambruk, simulasi kendaraan ditimpa gedung dan gedung berguncang hebat dan terjadi kebakaran.

"Melalui latihan bersama ini kami akan rumuskan draf kontijensi dan segera dilakukan finalisasi," kata dia.

Pada hari ini pihaknya melakukan rapat lanjutan dalam menyusun draf kontijensi dengan melibatkan pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang berada di gedung pengelola dan lainnya.

"Mereka diundang bersama melakukan rapat dan merumuskan bahan ini dan dilengkapi dengan pelatihan nantinya untuk diuji kembali," kata dia.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024