Jakarta (ANTARA) - CEO sekaligus pendiri Markoding Amanda Simandjuntak menilai perempuan perlu memelajari artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) agar tidak semata-mata menjadi konsumen teknologi tersebut.
Amanda saat acara Demo Day Perempuan Inovasi 2024 “Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI” di Jakarta, Selasa, menilai tantangan utama perempuan di era ini adalah memastikan diri tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tapi juga memahami cara kerjanya.
"Kita perlu mempelajari bagaimana AI bekerja, apa keterbatasannya, dan menyadari bahwa AI tidak selalu benar. Ini penting agar kita bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak," kata Amanda.
Baca juga: UI dorong peningkatan literasi AI untuk penguatan perempuan
Dia memberikan contoh bahwa keberadaan AI generatif memberi kemudahan sekaligus risiko. Pada satu sisi, AI mempermudah pekerjaan, namun, pada sisi lainnya, berpotensi melemahkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Melalui gelaran Perempuan Inovasi, Markoding berkomitmen membangun ekosistem yang mendukung pemberdayaan perempuan di bidang teknologi. Komunitas itu menyediakan ruang bagi perempuan untuk belajar, berkolaborasi, dan saling mendukung.
"Kami mengundang teman-teman untuk bergabung, baik sebagai anggota maupun mentor. Kami juga membuka peluang kolaborasi dengan mitra untuk memastikan program ini berjalan optimal," kata Amanda menjelaskan.
Dengan meningkatkan literasi teknologi dan AI, Amanda meyakini perempuan Indonesia tidak hanya dapat beradaptasi dengan era digitalisasi, tapi, juga menjadi motor penggerak inovasi di masa depan.
Baca juga: Tiga program dari Kemenkominfo yang bisa diikuti perempuan kenali AI
Baca juga: Menteri: Perempuan dan anak harus waspada manfaatkan teknologi digital
Baca juga: Menkominfo dorong perempuan pelaku UMKM optimalkan teknologi digital
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024