Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Agama Quraish Shihab mengusulkan agar pemerintah Indonesia mempelopori penyatuan penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah di seluruh dunia sebagai pelaksanaan fatwa Organisasi Konferensi Islam (OKI).
"Saya mengusulkan kepada menteri agama agar Indonesia tampil untuk memelopori fatwa OKI mengenai penyatuan penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah," katanya ketika berceramah menjelang buka puasa di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu petang.
Acara tersebut antara lain dihadiri oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menkominfo Sofyan Djalil, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mendagri M Ma`ruf, Menpora Adhiyaksa Dault, Mendiknas Bambang Sudibyo dan Menkumham Hamid Awaluddin.
Tokoh Islam lain seperti Din Samsyudin, KH Ma`ruf Amin dan Amin Syam, Tuti Alawiah, Azyumardi Azra, Malik Fajar dan Tarmizi Taher juga hadir dalam acara itu.
Pada kesempatan itu Quraish juga mengatakan bahwa ciri ajaran Islam adalah kebersamaan sehingga akan terasa kurang semarak jika terjadi perbedaan dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Karena itu, ia melanjutkan, menyatukan penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah dengan melihat fatwa ulama seperti Mufti Mesir Syeikh Farid Washil serta fatwa OKI merupakan alternatif solusi yang harus dipertimbangkan.
Fatwa Mufti dan OKI tersebut menyebutkan jika di belahan dunia sudah melihat hilal (bulan baru) maka umat Islam di belahan dunia lain yang pada saat itu masih malam hari wajib berpuasa pada awal Ramadhan atau berlebaran pada awal Syawal.
"Dunia ini semakin kecil dengan hubungan komunikasi yang mudah, semuanya bisa menjadikan umat Islam di dunia berpuasa dan berlebaran secara bersamaan," kata Quraish.
Ide Quraish itu mendapat tanggapan dari tokoh yang hadir termasuk Jusuf Kalla. Sebagian meminta Menteri Agama mempertimbangkan untuk mendatangkan mufti Mesir dan ulama besar lainnya guna mengkaji usulan tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006