Lombok Tengah (ANTARA) - Hari yang cerah itu, ratusan personel TNI yang mengenakan seragam loreng memadati lahan seluas dua hektare di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Tangan mereka sangat piawai menggunakan alat-alat pertanian, seperti cangkul dan sekop untuk menggali tanah serta membuat lubang untuk ditanami pohon pisang. Lahan yang awalnya ditumbuhi tanaman liar, kini telah ditanami pohon pisang, berdiri kokoh di tengah lahan yang subur itu.

Berkat hujan yang mengguyur sejak awal November 2024, tanah keras dan gersang kini terasa lebih lunak. Ketersediaan air yang cukup memberi dampak positif dalam pertumbuhan semua jenis tanaman budi daya.

Penanaman pisang itu merupakan program dari TNI dan Polri, dengan melibatkan masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan di suatu wilayah.

Sinergi kuat antara TNI, Polri dan masyarakat menjadi modal sosial yang kuat dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di suatu wilayah, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lewat program ini, personel TNI Angkatan Darat dan Polri bukan hanya mendorong masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pemerintah dalam urusan pangan, tetapi langsung memberi contoh, dengan memanfaatkan lshan yang ada untuk ditanami dengan tumbuhan produktif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Selama ini, prajurit TNI dan personel Polri sering terlibat dalam kegiatan penyuluhan kepada petani, memberikan pelatihan tentang teknik pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kini, peran itu ditunjukkan lebih nyata, dengan mereka turun langsung ke lahan pertanian, yang memanfaatkan lahan kurang produktif.

Bukan hanya ikut menggali lubang untuk menanam bibit pohon pisang, TNI, Polri, serta masyarakat berkolaborasi untuk perbaikan infrastruktur pertanian, seperti saluran irigasi dan jalan tani, yang sangat penting untuk kelancaran distribusi hasil pertanian.

Jajaran Kodim 1620 Lombok Tengah melaksanakan program gerakan tanam pisang ini sejak pertengahan November 2024, bersama dengan jajaran Polri.

Pohon pisang dipilih karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan relatif mudah dibudidayakan serta gampang hidup di berbagai lahan yang ada di Indonesia, termasuk di Lombok Tengah. Hampir setiap rumah warga di daerah ini terlihat ada tanaman pisang.

Pohon pisang memiliki nilai ekonomi cukup baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana pohonnya bisa dijadikan pakan ternak dan menu makanan tradisional, sedangkan buahnya bisa dijadikan berbagai olahan makanan ringan.

Secara topografis, Kabupaten Lombok Tengah mempunyai ketinggian maksimum sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan terendah 0 MDPL. Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah secara keseluruhan 1.208,39 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk lebih dari 1,25 juta orang.

Kodim 1620 Lombok Tengah, sebelumnya telah menyiapkan berbagai bibit pohon pisang, mulai dari pohon pisang kepok hingga pisang hijau, yang ditanam di lahan milik TNI AD di area seluas dua hektare lebih.

Pohon-pohon pisang itu diharapkan mulai menghasilkan dalam waktu kurang dari satu tahun, sehingga dapat berkontribusi pada pergerakan ekonomi masyarakat. Penanaman pohon pisang diharapkan dapat membantu pula mengatasi permasalahan lingkungan seperti erosi.

Selain pohon pisang, prajurit TNI itu juga menanam berbagai macam tanaman, seperti pepaya, sayur mayur yang menjadi solusi tepat, cepat, dan efektif dalam menghadapi ancaman krisis pangan.

Menurut Dandim Lombok Tengah Letkol Kav Andi Yusuf Kertanegara, program penanaman ini sejalan dengan program Pemerintah Indonesia yang bertekad untuk mewujudkan swasembada pangan.

Bila masyarakat menanam pisang di masing-masing halaman rumah atau memanfaatkan lahan kosong, maka Lombok Tengah bisa mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional.


Gugus tugas

Sementara itu, jajaran Polres Lombok Tengah telah membentuk gugus tugas Polri yang fokus utamanya adalah upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Sektor pangan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga untuk menjaga stabilitas nasional.

Gugus tugas itu bertujuan memperkuat kemandirian pangan nasional melalui pemanfaatan sumber daya lokal, pengelolaan lahan pertanian secara optimal dan pemberdayaan masyarakat untuk aktif terlibat dalam sektor pertanian dan perkebunan.

Gugus tugas ini diharapkan menjadi landasan kuat bagi seluruh lapisan pemerintahan dan masyarakat untuk mengambil berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan dengan menciptakan kolaborasi yang baik bersama masyarakat, terutama dalam pendampingan dan pengawasan distribusi pangan di daerah.

Kapolres AKBP Iwan Hidayat mengatakan program ketahanan pangan memiliki manfaat yang sangat banyak, baik itu mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengurangi kesenjangan sosial, hingga meningkatkan daya saing.

Melalui upaya swasembada pangan itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor pertanian, membuka lapangan pekerjaan, serta memperkuat kerja sama antarlembaga, baik pemerintah maupun nonpemerintah, dalam menjaga kesejahteraan serta ketenteraman di masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah luas lahan sawah yang bisa ditanami padi pada musim pertama mencapai 52 ribu hektare.

Kemudian, musim tanam kedua luas lahan sawah yang bisa ditanami padi mencapai 35 ribu hektare dan pada musim tanam ketiga hanya sekitar 15 ribu hektare.

Dengan demikian, sisa lahan sawah yang tidak bisa ditanami padi pada musim tanam kedua itu sekitar 10 ribu hektare ditanami tanaman tembakau dan 7 ribu hektare bisa ditanami tanaman palawija, seperti jagung, kedelai dan kacang, cabai, tomat, serta sayuran.

Oleh karena itu, program perluasan area tanam dilaksanakan oleh pemerintah daerah, dengan kolaborasi TNI, Polri serta masyarakat untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui program pompanisasi.

Polri mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan lahan pertanian maupun perkebunan dalam rangka mendukung ketahanan pangan, sesuai program yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh personel Polsek di Lombok Tengah sudah memanfaatkan lahan kosong atau lahan tidur sebagai lokasi penanaman jagung, padi, dan tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi.

Semua anggota bintara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat atau babinkamtibmas yang ada di 154 desa di 12 kecamatan di Lombok Tengah dikerahkan untuk pemanfaatan lahan kosong dan perkarangan rumah, termasuk membantu masyarakat dalam melakukan pengolahan lahan pertanian.

"Kepada masyarakat yang memiliki lahan kosong untuk dimanfaatkan secara maksimal, sehingga bisa mendukung ketahanan pangan di Indonesia," kata Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat.

Dengan adanya kolaborasi ini, NTB diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan beberapa pangan dari luar daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Keberlanjutan kolaborasi ini juga dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024