Jakarta (ANTARA) - Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (Foreign Policy Community of Indonesia/FPCI) akan menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) di Jakarta pada Sabtu (30/11).

"CIFP tahun ini bertepatan dengan satu bulan pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran yang dipenuhi dengan berbagai kunjungan grand tour internasional Presiden ke berbagai negara untuk menyuarakan Indonesia sebagai aktor penting di antara negara lain, " kata pimpinan sekaligus pendiri FPCI Dino Patti Djalal saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Konferensi dengan tema "Can Middle Powers Calm the Storm and Fix the World?" itu juga merupakan peringatan hari jadi FPCI yang ke-10 yang mengusung tema "A Decade of Citizen Diplomacy".

"Menggambarkan peran dan juga sepak terjang FPCI selama 10 tahun terakhir yang secara konsisten membumikan isu internasional di masyarakat sekaligus mempromosikan Indonesia di kancah dunia," ucapnya.

Sejumlah figur ternama seperti Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, Pangeran Turki Al Faisal, Ayana Jihye Moon dipastikan hadir dalam festival diplomasi tersebut.

CIFP merupakan konferensi politik luar negeri terbesar di dunia yang diselenggarakan FPCI sejak 2015 dan sudah diverifikasi oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Konferensi tahunan tersebut sekaligus ajang pertemuan pemangku kebijakan luar negeri dari seluruh Indonesia dan luar negeri untuk membahas prioritas dan inisiatif kebijakan luar negeri pemerintahan baru Indonesia secara inklusif dan terbuka.

Adapun topik yang akan dibahas dalam CIFP 2024 tersebut di antaranya tantangan dan peluang kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, sentralitas dan kesatuan ASEAN, Indonesia dan Global South serta situasi dunia 2024 dan Prognosis 2025.

Acara tersebut terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya, dan pendaftaran dapat dilakukan melalui laman www.cifp2024.com.

Baca juga: Survei temukan ulama jadi tokoh yang paling dipercaya dalam isu iklim
Baca juga: FPCI desak pemerintah Indonesia serius mengurangi emisi karbon

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024