Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar AS mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa bulan terhadap euro dan yen di Asia pada Rabu, setelah lonjakan pembangunan perumahan AS mendorong optimisme atas kondisi ekonomi nomor satu dunia itu.

Pada perdagangan sore di Tokyo, greenback naik menjadi 103,23 yen, tingkat terkuat dalam empat bulan, dan naik dari 102,91 yen di New York.

Euro melemah ke titik terendah sembilan bulan dengan nilai 1,3303 dolar AS dari 1,3321 dolar AS di perdagangan Amerika Serikat, dan menguat menjadi 137,29 yen terhadap 137,07 yen.

Pada perdagangan lainnya, poundsterling Inggris turun ke tingkat 1,6602 dolar AS, tingkat terlemahnya sejak April.

Pedagang bergerak keluar dari yen -- dipandang sebagai mata uang "safe haven" pada saat bergejolak -- setelah data AS positif dan karena kekhawatiran investor tentang bentrokan antara Rusia dan Ukraina mereda.

Perumahan yang baru dibangun atau housing starts di ekonomi terbesar dunia itu melonjak 15,7 persen pada Juli ke tingkat terkuat sejak November lalu, sementara izin bangunan baru naik 8,1 persen.

Angka-angka ini akan meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga AS lebih awal dari perkiraan, yang cenderung mendorong peningkatan dolar.

Guna mengurangi kegelisahan geopolitik, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Ukraina akan bertemu pekan depan untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Pertemuan itu juga akan melibatkan pejabat senior Uni Eropa.

Penguatan dolar juga datang menjelang rilis risalah pertemuan pengaturan kebijakan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu nanti waktu setempat.

Para analis akan meneliti risalah untuk tanda-tanda apakah Fed mungkin mempercepat waktu untuk menaikkan suku bunganya, sekarang diperkirakan pada semester kedua 2015.

Investor juga sedang menunggu pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen di konferensi ekonomi bank sentral tahunan.

Kerugian yen mungkin juga telah didorong oleh lemahnya data perdagangan Jepang yang diterbitkan Rabu.

Laporan ini datang seminggu setelah pertumbuhan ekonomi kuartal kedua menderita kontraksi terbesar dalam tiga tahun setelah kenaikan pajak penjualan pada April meredam pertumbuhan.

"Dengan sejumlah indikator ekonomi Jepang telah memburuk tajam dalam dua bulan terakhir, para ekonom telah menjadi lebih berhati-hati dalam tinjauan Jepang mereka," kata Credit Agricole.

"Demikian juga para investor melihat kemungkinan mereka melampirkan tambahan kenaikan pelonggaran BoJ dalam beberapa pekan terakhir."

Selanjutnya langkah-langkah pelonggaran dari bank sentral akan cenderung melemahkan yen. Dolar sebagian besar lebih kuat terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS naik tipis menjadi 1,2480 dolar Singapura dari 1,2443 dolar Singapura pada Selasa, menjadi 31,91 baht Thailand dari 31,84 baht, dan menjadi Rp11.701,50 dari Rp11.675,10.

Greenback juga menguat menjadi 1.022,54 won Korea Selatan dari 1.017,58 won, dan menjadi 43,81 peso Filipina dari 43,68 peso.

Dolar merosot ke 60,73 rupee India dari 60,74 rupee, sementara itu tidak berubah di 29,98 dolar Taiwan. Dolar Australia jatuh ke 92,98 sen AS dari 93,36 sen, sedangkan yuan Tiongkok naik menjadi 16,79 yen dari 16,69 yen.
(Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014