Jakarta (ANTARA) - Investasi Amerika Serikat sebesar 67 miliar dolar AS (Rp1,06 kuadriliun) di Indonesia pada periode 2014—2023 telah menciptakan dampak ekonomi senilai 130 miliar dolar AS (Rp2,07 kuadriliun), kata Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir.

“Dampak ekonomi sebesar 130 miliar dolar AS tersebut menunjukkan hubungan langsung antara investasi sektor swasta yang berkualitas tinggi dan transparan dengan kemakmuran ekonomi Indonesia yang terus berkembang,” ucap Dubes Lakhdhir dalam sambutannya pada agenda "12th US-Indonesia Investment Summit" di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut, kata dia, adalah salah satu kesimpulan dari Laporan Investasi AS di Indonesia tahun 2024 bertajuk "US Investment: A Partner in Innovation for Indonesia" yang disusun oleh Kamar Dagang Amerika Serikat dan AmCham Indonesia (Kamar Dagang AS di Indonesia).

Menurut Dubes AS itu, dampak ekonomi tersebut muncul karena selain menyuntik pendanaan baru ke Indonesia, investor AS turut berkomitmen terhadap transparansi operasional, mempekerjakan dan memberdayakan tenaga kerja setempat, dan mematuhi regulasi Indonesia.

Dengan tingginya dampak investasi AS di Indonesia, Lakhdhir optimistis kerja sama ekonomi RI-AS di bawah Presiden Prabowo Subianto akan terus kuat.

Baca juga: Prabowo dorong perusahaan AS anggota USINDO terus berinvestasi

Ia juga menegaskan kembali komitmen AS mendukung proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Sementara itu, Direktur Pelaksana AmCham Indonesia Lydia Ruddy berkata bahwa laporan tersebut mencerminkan komitmen AS untuk terus mendukung ekonomi Indonesia, termasuk dengan menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi dan berteknologi mutakhir.

“Seiring perkembangan Indonesia, investasi kami juga terus berkembang dengan fokus yang semakin besar pada sektor seperti kesehatan dan inovasi digital di masa depan,” kata Ruddy.

Temuan utama dalam laporan tersebut mencakup peluang-peluang dalam transisi energi terbarukan, pengembangan SDM melalui reformasi pendidikan dan kemitraan dengan sektor swasta, serta tantangan signifikan terkait kompleksitas birokrasi dan isu regulasi dalam upaya menciptakan lingkungan investasi yang berkelanjutan.

Dijelaskan pula bahwa angka 67 miliar dolar AS yang dicantumkan dalam laporan adalah lebih tinggi dari data Pemerintah Indonesia, karena penyusun laporan mencakup semua sektor investasi serta aktivitas merger dan akuisisi perusahaan AS di Indonesia.

Baca juga: BKPM harapkan terpilihnya Trump tingkatkan perdagangan-investasi RI

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024