Ada pepatah, the devil is in the details. Setiap elemen, sekecil apa pun, harus dikelola dengan teliti dan cermat.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera mengingatkan pemerintah mengenai pentingnya penyusunan data baseline atau informasi dasar sebelum pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.
"Untuk keberhasilan program Makan Bergizi Gratis ini, data baseline sangat penting. Dengan adanya data tersebut, efektivitas program makan bergizi dapat diukur dan berjalan sesuai harapan,” ujar Mardani, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Mardani, penyusunan data baseline merupakan langkah krusial untuk memastikan efektivitas program Makan Bergizi Gratis dapat diukur secara akurat. Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya program menyediakan makanan, tetapi juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia sebagai bagian dari investasi pemerintah dalam sumber daya manusia.
Data baseline merupakan informasi dasar yang dikumpulkan sebelum suatu program atau kegiatan dimulai. Data itu digunakan sebagai pembanding untuk memperkirakan dampak program, merencanakan, dan memantau kemajuan program.
Baca juga: Pemkab Buleleng uji coba Makan Bergizi Gratis
Baca juga: Danlanud ZAM Mataram uji coba program makan siang bergizi gratis
Hal tersebut pun telah disampaikan setelah menghadiri BKSAP Day di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengusung tema Memperkuat Diplomasi Indonesia untuk Ketahanan Pangan dan Gizi pada Senin (25/11).
Berikutnya, Mardani juga menyoroti pentingnya diplomasi jalur kedua, yakni kegiatan diplomasi yang melibatkan para aktor nonpemerintah, mulai dari kelas masyarakat tinggi hingga kelas akar rumput, untuk mendukung langkah pemerintah dalam program besar itu.
Mardani meyakini program Makan Bergizi Gratis yang mencakup hingga 81 juta penduduk tidak hanya meningkatkan kesehatan dan gizi, tetapi juga membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
“Program ini sangat besar, dengan anggaran hingga Rp450 triliun untuk menjangkau 81 juta jiwa. Ini hampir dua setengah kali jumlah penduduk Malaysia atau Singapura. Dengan skala sebesar ini, pendekatan berbasis riset dan data akurat sangat penting untuk memastikan keberhasilannya,” kata dia.
Ia juga mengingatkan bahwa kesuksesan program pada dasarnya bergantung pada detail yang sering kali diabaikan.
“Ada pepatah, the devil is in the details. Setiap elemen, sekecil apa pun, harus dikelola dengan teliti dan cermat,” kata dia.*
Baca juga: Sekda Jabar apresiasi program Dapur Satelit Sumedang untuk MBG
Baca juga: Mendikdasmen: Program makan siang gratis jadi pendidikan karakter
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024