Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan isu gender masih menjadi tantangan dalam dunia pekerjaan, khususnya di bidang Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (STEM).

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin menyebutkan partisipasi angkatan kerja perempuan di bidang STEM di Indonesia masih kalah dibandingkan angkatan kerja laki-laki.

Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen berdayakan perempuan dan anak bidang STEM

“Data BPS dari tahun ke tahun cenderung stagnan, dimana hanya ada 30 persen perempuan pada angkatan kerja yang sama yang bekerja di bidang STEM. Data UNESCO, bahkan lebih kecil lagi, yaitu sekitar 22 persen,” kata Tatang dalam kegiatan Demo Day Perempuan Inovasi di Jakarta Selatan, Selasa.

Padahal, lanjutnya, kesetaraan gender sudah mulai mengalami peningkatan pada dunia pendidikan, baik di pendidikan keteknikan maupun keguruan.

Menurutnya, hampir seluruh mahasiswa berprestasi, baik di pendidikan vokasi maupun di pendidikan akademi itu didominasi oleh perempuan.

Sebagai contoh, jumlah mahasiswi dalam program studi yang dianggap maskulin, seperti teknik sudah di atas 40 persen. Contoh lainnya ialah duta siswa dan pelajar yang sekarang ini juga sudah menonjolkan keberadaan perempuan.

Baca juga: MRT Jakarta dukung perempuan Indonesia berkarier di bidang STEM

Baca juga: Menteri PPPA: Indonesia komitmen setarakan gender di bidang STEM

Oleh karena itu, ia berharap kerja sama multipihak dapat semakin meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang pekerjaan STEM, sehingga dapat semakin meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

“Kami berharap dapat meningkatkan kesempatan bagi perempuan dalam mengembangkan potensi mereka di sektor STEM, serta mengatasi berbagai tantangan yang mungkin menghalangi partisipasi mereka secara optimal untuk masuk dan berkarier di bidang STEM," ujar Tatang.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024