Wina (ANTARA) - Sekitar 85.000 wanita dan anak perempuan di seluruh dunia dibunuh dengan sengaja pada 2023, dengan 60 persen pembunuhan dilakukan oleh pasangan intim atau anggota keluarga lainnya, menurut laporan yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (25/11).

Artinya, satu wanita dibunuh setiap 10 menit oleh pasangannya atau anggota keluarga lainnya tahun lalu, ungkap laporan yang dipublikasikan oleh Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC) dan Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dalam rangka memperingati Hari Antikekerasan terhadap Perempuan.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Afrika mencatat tingkat femisida yang dilakukan oleh pasangan intim dan keluarga tertinggi tahun lalu, diikuti oleh kawasan Amerika dan Oseania.

Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat plaza kebebasan di Washington D.C., Amerika Serikat, 19 Januari 2019. Ribuan perempuan berkumpul di Washington D.C. pada hari Sabtu untuk Women's March ketiga, mendukung hak-hak perempuan sekaligus mengecam rasisme dan kekerasan terhadap perempuan. (Xinhua/Liu Jie)

"Laporan femisida yang baru menyoroti kebutuhan mendesak akan sistem peradilan pidana yang kuat dan menuntut pertanggungjawaban pelaku sekaligus memastikan dukungan yang memadai bagi para penyintas," kata Direktur Eksekutif UNODC Ghada Waly.

Ia menyerukan perlunya mengonfrontasi dan menghapus bias gender, ketidakseimbangan kekuasaan, dan norma-norma berbahaya yang melanggengkan kekerasan terhadap perempuan.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2024