Jakarta (ANTARA) - China pada Senin (25/11) meluncurkan sebuah roket pengangkut Long March-2C, mengirim dua satelit ke luar angkasa sebagaimana dinyatakan Xinhua yang dikutip di Jakarta, Senin.
Roket tersebut lepas landas pada pukul 07.39 waktu Beijing (06.39 WIB) dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut dan mengirim sepasang satelit, yakni Siwei Gaojing-2 03 dan Siwei Gaojing-2 04, ke orbit yang direncanakan.
Peluncuran tersebut merupakan misi penerbangan ke-547 dari seri roket Long March.
Dikembangkan oleh Akademi Teknologi Penerbangan Luar Angkasa Shanghai (Shanghai Academy of Spaceflight Technology/SAST), Siwei Gaojing-2 03 dan Siwei Gaojing-2 04 adalah satelit pemetaan gelombang mikro komersial milik China Siwei Surveying and Mapping Technology Co., Ltd.
Menurut pengembangnya, satelit Siwei dilengkapi dengan muatan radar berpresisi tinggi, yang menyediakan gambar radar beresolusi tinggi canggih dari semua periode waktu dalam sehari dan segala cuaca bagi dunia.
Satelit-satelit ini akan bergabung dengan satelit optik yang telah diluncurkan sebelumnya guna membentuk jaringan di orbit, yang selanjutnya akan meningkatkan kapabilitas layanan terpadu radar apertur sintetis (synthetic aperture radar/SAR) dan optik.
SAR menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan gambar beresolusi tinggi alih-alih menggunakan cahaya matahari sebagai gambar optik.
Selain itu, akademi tersebut mengatakan, pemanfaatan teknologi baru pada kedua satelit baru tersebut akan meningkatkan efisiensi muatan sebesar 25 persen dan secara signifikan meningkatkan presisi produk pemetaan dan survei, sehingga dapat memenuhi permintaan data pemetaan dan survei komersial yang tinggi di China
Pihak produsen satelit tersebut optimistis soal prospek pasarnya. Dikatakan bahwa duo satelit Siwei akan digunakan terutama di sektor-sektor seperti sumber daya alam, keamanan perkotaan, manajemen kedaruratan, dan aplikasi maritim. Gambar radar beresolusi tinggi dan berkualitas tinggi akan mendukung pembaruan pemetaan dan survei dasar, produksi pertanian, dan pemantauan lingkungan ekologi di China.
Ketika mulai beroperasi, kedua satelit ini dapat dengan cepat menentukan cakupan bencana terlepas dari kondisi cuaca, sehingga memungkinkan peringatan dini dan identifikasi banjir serta bencana geologi. Hal ini menjadikannya sebagai "garis pertahanan pertama untuk pencegahan dan mitigasi bencana," menurut akademi tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024