Washington (ANTARA News) - Presiden Barack Obama, Senin, mengatakan Amerika Serikat (AS) memulai misi jangka panjang untuk mengalahkan pemberontak, yang disebut Negara Islam (IS) di Irak.
Sepuluh hari setelah memerintahkan serangan udara terhadap pejuang itu, Obama memperingatkan bahwa IS tetap menjadi ancaman bagi Irak dan kawasan lebih luas. Ia juga memberitahu Baghdad bahwa ancaman sudah di depan mata.
Sebelumnya, Obama telah berhati-hati dalam menggambarkan operasi militer AS sebagai terbatas, ketika pesawat jet AS menyerang posisi IS di luar Mosul yang ia sebut akan menjadi bagian dari strategi politik yang lebih luas.
"Kami akan terus mencari strategi jangka panjang untuk membalikkan situasi melawan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dengan mendukung pemerintah baru Irak dan bekerja sama dengan mitra kuncinya di wilayah tersebut," katanya, menggunakan salah satu akronim kelompok itu.
Obama mengulangi dukungannya terhadap upaya Perdana Menteri Irak yang baru Haidar al-Abadi untuk membentuk pemerintahan yang lebih inklusif, tetapi diperingatkan bahwa ia harus bertindak cepat untuk melemahkan dukungan terhadap kelompok radikal itu.
"Saya terkesan saat berdialog dengannya tentang visinya untuk membentuk suatu pemerintahan inklusif tetapi mereka harus segera menyelesaikan masalah ini karena ancaman sudah di depan mata," katanya kepada wartawan.
"Agar mereka dapat dipercaya oleh masyarakat Irak, mereka harus segera meninggalkan kebiasaan lama dan benar-benar menciptakan pemerintahan persatuan yang terpercaya," ujarnya.
"Tujuan kami adalah memiliki mitra efektif di lapangan. Dan jika kami memiliki mitra efektif di lapangan, kemungkinan misi gagal lebih kecil," katanya saat menjanjikan strategi bersama "kontra-terorisme" antara Irak dan sekutu-sekutu AS, demikian AFP.
(G003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014