Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan puncak produksi Banyu Urip bakal terjadi pada Juli 2015 dengan produksi 165.000 barel per hari.
"Produksi Cepu akan menjadi salah satu tumpuan pencapaian target RAPBN 2015 sebesar 845.000 barel per hari," katanya usai acara pemberian nama kapal penampungan (Floating Storage and Offloading/FSO) Gagak Rimang di Galangan Kapal Sembawang, Singapura, Selasa
Target produksi Banyu Urip mundur dari rencana semula akhir 2014, terutama akibat kendala nonteknis seperti pembebasan lahan dan perizinan pada awal proyek.
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J Widjonarko mengatakan, saat ini progres pembangunan fasilitas Proyek Banyu Urip sudah mencapai 90 persen.
"Pada Maret 2015, produksi Banyu Urip akan mencapai 70 ribu barel per hari," katanya.
Produksi tersebut sebagian berasal dari fasilitas produksi awal (Early Production Facilities/EPF). Saat ini, EPF menghasilkan 29.000 barel per hari.
"Namun, pada September ini dari EPF akan naik menjadi 39.000 barel per hari," katanya.
Menurut dia, produksi Banyu Urip secara bertahap akan terus meningkat hingga mencapai 165.000 barel per hari saat puncak pada Juli 2015.
Produksi minyak Banyu Urip, lanjut Widjonarko, akan disalurkan ke kilang milik PT Pertamina (Persero).
Sesuai rencana pengembangan, investasi Proyek Banyu Urip mencapai 2,525 miliar dolar AS yang terdiri atas pembangunan fasilitas produksi 2,188 miliar dolar AS dan pengeboran sumur 337 juta dolar AS.
Banyu Urip merupakan salah satu lapangan di Blok Cepu dengan perkiraan cadangan minyak 450 juta barel. Lapangan lainnya adalah Alas Tua Timur, Alas Tua Barat, Kedung Keris, Cendana, dan Jambaran.
Kontrak kerja sama dengan pola bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005. Kontrak berlaku hingga 2035.
Pemegang hak partisipasi Blok Cepu adalah Mobil Cepu Limited, yang sekaligus menjadi operator dengan porsi 45 persen, PT Pertamina EP Cepu 45 persen, dan konsorsium Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 10 persen.
Konsorsium BUMD terdiri atas PT Sarana Patra Hulu Cepu milik Provinsi Jateng, PT Asri Dharma Sejahtera (Pemkab Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Pemkab Blora), dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Pemprov Jatim).
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014