Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero serius masuk ke bisnis beras dengan meluncurkan produk "Raja Beras" dan membangun empat penggilingan gabah di Sumatera Selatan, Indramayu, Subang dan Malang.

"Pengembangan usaha di bisnis beras bagian dari langkah konkret RNI untuk berkontribusi dalam program kemandirian dan berdaulat pangan, terutama beras," kata Direktur Utama RNI Ismet Hasan Putro pada peluncuran perdana "Raja Beras", di Jakarta, Selasa.

"Dalam sinergi itu, gabah yang dihasilkan petani dibeli RNI dan diolah menjadi beras dengan merek dagang Raja Beras," katanya.

Pada tahap awal sarana penggilingan gabah berteknologi modern dengan kapasitas 100 ton per tahun sudah dibangun bekerja sama dengan para petani di Oku Timur, Sumatera Selatan.

Dengan total investasi hingga Rp450 miliar, pabrik beras dengan kapasitas produksi 150 ton per tahun akan dibangun di kawasan Pabrik Gula Jatitujuh milik RNI di Indramayu, pabrik beras berkapasitas 150 ton per tahun di Pabrik Gula Subang, dan pabrik berkapasitas 100 ton per tahun di Krebet Baru, Malang.

Ia menjelaskan, kerja sama dengan petani dalam pengoperasian pabrik itu diharapkan dapat meningkatkan produksi sawah, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan efek penggandaan bagi perekonomian daerah.

"Saat ini setelah kerja sama, produktivitas gabah kering panen petani meningkat menjadi rata-rata 6 ton per hektar, atau 18 ton per tahun," kata Ismet.

Beras produksi RNI saat ini dijual ke beberapa segmen pasar, seperti koperasi Badan Usaha Milik Negara di Sumatera Selatan, pasar umum maupun langsung ke konsumen dengan kisaran harga Rp10.000 per kilogram.


Pewarta: Royke Siinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014