Jakarta (ANTARA) -

Prosedur Radio Frequency Ablation (RFA) untuk pengobatan pembesaran kelenjar tiroid (hipertiroid) memungkinkan pasien menjalani perawatan tiroid tanpa operasi besar dengan hasil optimal, demikian kata pakar.

"RFA memungkinkan pasien menjalani perawatan tiroid tanpa operasi besar dan obat seumur hidup, memberikan hasil optimal dengan minim risiko," kata dr Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE dalam keterangannya pada Senin.

Masalah tiroid adalah kondisi kesehatan yang sering kali diabaikan, meski dampaknya dapat signifikan pada metabolisme tubuh.

Salah satu gangguan tiroid yang perlu diperhatikan adalah hipertiroid, kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

Baca juga: Dokter jelaskan kondisi kelenjar tiroid yang membutuhkan pembedahan

Hipertiroid bisa memicu berbagai gejala seperti jantung berdebar, gemetar, penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat, hingga gangguan tidur dan cemas berlebihan, ujarnya.

"Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas secara drastis," katanya.

Selama ini, pengobatan untuk masalah tiroid, terutama pembesaran kelenjar tiroid jinak, kerap diidentikkan dengan operasi dan risiko komplikasi yang menyertainya.

Namun, kemajuan teknologi kedokteran telah menghadirkan solusi baru yang lebih nyaman dan minim risiko, yaitu prosedur RFA.

RFA adalah metode non-operatif yang menggunakan energi termal untuk mengecilkan atau bahkan menghilangkan nodul pada kelenjar tiroid.

Lebih lanjut dikatakannya dengan bantuan panduan ultrasonografi, elektroda kecil dimasukkan ke dalam area nodul untuk memanaskan jaringan hingga rusak, tanpa memerlukan sayatan besar.

Baca juga: Gangguan tiroid yang ditangani dengan baik bisa kembalikan kesuburan

Prosedur ini biasanya berlangsung hanya sekitar 30 menit hingga satu jam, tanpa rasa sakit yang berarti, baik saat tindakan maupun setelahnya.

Menurut dr Rochsismandoko yang merupakan seorang dokter spesialis endokrin dari Bethsaida Hospital, metode ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pasien, tetapi juga mengurangi beban biaya dibandingkan operasi konvensional.

Pasien yang menjalani prosedur RFA hanya perlu menjalani observasi singkat, biasanya 10-12 jam, sebelum diperbolehkan pulang. Tidak ada bekas luka yang mengganggu, sehingga metode ini menjadi pilihan ideal bagi mereka yang menginginkan solusi efektif tanpa intervensi bedah.

Bethsaida Hospital melalui Endocrine, Metabolic & Thyroid Center menawarkan layanan diagnostik dan terapi komprehensif, termasuk prosedur RFA.

Kesadaran untuk mendeteksi gangguan tiroid sejak dini sangat penting, mengingat gejalanya sering kali tidak spesifik. Dengan pilihan pengobatan modern seperti RFA, pasien tidak hanya mendapatkan penanganan yang efektif tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik.

"Semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin besar peluang untuk menghindari komplikasi serius," kata dr Rochsismandoko menambahkan.

Gangguan tiroid bukan lagi ancaman yang harus ditakuti, asalkan ditangani dengan metode yang tepat. Prosedur RFA hadir sebagai bukti bahwa teknologi kedokteran terus berkembang untuk mendukung kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Baca juga: Cara deteksi gangguan tiroid

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024