Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Eddy Susetyo, secara resmi ditunjuk sebagai Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI untuk periode 2024-2029.
Penunjukan ini disetujui dalam rapat penetapan yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan, Adies Kadir, yang berlangsung di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, pada hari Selasa (22/10).
Dalam salah satu tugas utamanya, Ia akan memimpin pembahasan yang berhubungan dengan penggunaan keuangan negara, yang akan didampingi oleh empat wakil ketua dari berbagai fraksi partai, yakni Golkar, PKS, Gerindra, dan Demokrat.
BAKN DPR RI sendiri memang memiliki peran vital dalam mengawasi dan mengevaluasi anggaran negara, serta memberikan rekomendasi terkait penggunaan dana publik.
Baca juga: Profil Setyo Budiyanto, jenderal polri yang jadi ketua KPK 2024-2029
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua, Andreas diharapkan dapat membawa BAKN lebih efektif dalam mengawal kebijakan keuangan negara, serta memberikan kontribusi signifikan dalam memperbaiki tata kelola keuangan yang lebih baik di Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok Andreas Eddy Susetyo? berikut profil yang melatarbelakangi perjalanan kariernya hingga Ia dipercaya untuk menjadi ketua BAKN DPR RI.
Profil Andreas Eddy Susetyo
Andreas Eddy Susetyo lahir pada 22 Maret 1960, di Kota Malang, Jawa Timur. Ia merupakan seorang profesional yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat. Andreas meraih gelar S1 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan lulusan S2 di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Sebelum terjun ke politik, Andreas lebih dikenal sebagai pakar perbankan nasional karena memiliki pemahaman yang mendalam tentang tata kelola keuangan. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi salah satunya Ia pernah menjadi anggota SOKSI pada 1984-1986 dan anggota Crisis Center KWI di tahun 20001 hingga 2004.
Saat ini, Andreas juga tetap aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya sebagai anggota ASEAN Banker dan Anggota Credit Union Sawiran.
Karier politiknya dimulai saat Ia bergabung dengan PDIP di tahun 2003, partai yang dikenal dengan komitmennya terhadap perjuangan rakyat dan pembangunan nasional. Sejak bergabung dengan PDIP, Andreas aktif di berbagai kegiatan partai dan semakin dikenal sebagai pemimpin yang berfokus pada isu-isu terkait keuangan negara.
Baca juga: Profil Johanis Tanak, yang kembali terpilih jadi pimpinan KPK
Sebelum berpolitik, Andreas memulai karier profesionalnya sebagai direktur di PT Mitra Infokonsultas pada tahun 1987. Berkat kemampuan dan kepemimpinan nya yang luar biasa, setelah meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun 1994, Ia kemudian menjabat sebagai direktur di dua bank besar Indonesia, yaitu Bank Niaga (1995-2000) dan Bank Mandiri (2000-2006).
Sejak meninggalkan pekerjaannya di bank pada tahun 2006, Andreas melanjutkan kariernya sebagai Penasehat Senior di beberapa lembaga keuangan, termasuk sebagai anggota Dewan Penasehat di IBM New York.
Pada tahun 2008, Andreas bergabung sebagai Komite Pemantau Risiko di PT Bank Central Asia (BCA) dan bekerja di sana selama enam tahun. Pada tahun 2014, Ia memutuskan untuk meninggalkan Bank BCA. Setelah mencapai kesuksesan dalam karir perbankan nya dan mempertimbangkan faktor usia, diri Nya kemudian memutuskan untuk fokus dalam dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai calon legislatif.
Hingga Andreas maju dan terpilih sebagai anggota DPR-RI di Komisi XI sejak 1 Oktober 2014 untuk mewakili daerah pemilihan Jawa Timur V, yang meliputi Malang Kota Malang, dan Kota Batu.
Saat ini, Andreas masih aktif menjabat sebagai anggota DPR RI. Berbekal pengalaman panjang dan pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan selama perjalanan kariernya, Ia mendapat kepercayaan untuk memimpin Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI untuk masa keanggotaan periode 2024-2029.
Sebagai Ketua BAKN DPR yang baru, Andreas diharapkan dapat meningkatkan peran BAKN dalam mengawasi kebijakan keuangan negara secara lebih efektif dan memberikan kontribusi dalam memperbaiki tata kelola keuangan di Indonesia.
Baca juga: Profil Rohidin Mersyah, gubernur sekaligus cagub petahana Bengkulu
Baca juga: Profil Fitroh Rohcahyanto, wakil ketua KPK 2024-2029
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024