Mekah (ANTARA News) - Ulama Sunni dan Syiah Irak dalam pertemuan di kota paling suci Islam, Jumat, menandatangani naskah seruan bagi dihentikannya pengaliran darah sektarian di Irak yang dicabik-perang, televisi Al-Arabiya melaporkan. Pada pertemuan itu, yang diselenggarakan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang memiliki 57 anggota, ulama dari kedua belah pihak menandatangani dokumen berdasar mana "menumpahkan darah Muslim dilarang". Naskah 10 poin itu, yang dirancang oleh satu kelompok yang lebih kecil dari empat ulama dari dua menyarakat di bawah bantuan OKI, menarik ayat suci al-Qur`an dan ucapan Nabi Muhammad SAW. Naskah itu juga menyerukan usaha perlindungan tempat suci kedua masyarakat itu, penjagaan persatuan dan integritas wilayah Irak serta pembebasan "semua tahanan yang tak berdosa", menurut satu salinan teks yang dilihat AFP. Para ulama itu berkumpul di sebuah istana raja dekat Masjid Agung di Mekah untuk mengeluarkan seruan pada hari terakhir ibadah bulan suci Ramadhan. Mereka terbang dalam satu penerbangan khusus yang dipersiapkan oleh pemerintah Saudi, kata seorang pejabat OKI, meskipun ia menolak menyebutkan secara khusus berapa banyak ulama yang berada dalam pesawat itu. Blok Islam itu mengakui bahwa keberhasilan dari prakarsa itu sebagian besar akan bergantung pada tingkat partisipasi pemimpin spiritual dari kedua masyarakat tersebut. Jurubicara OKI mengatakan pertemuan puncak itu merupakan "pertemuan marjaya (otoritas agama Syiah) dan ulama Sunni (ulama) untuk memberi upacara perminyakan dokumen itu, yang akan dibagikan pada rakyat Irak dan dipublikasian di media.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006