Pendidikan Pesantren yang diatur dalam UU No. 18 Tahun 2019 memberikan kita ruang untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri, ditambah dengan poin penting yaitu masuk dalam sistem pendidikan nasional

Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin menegaskan bahwa sistem penjaminan mutu merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan pesantren dalam menghadapi berbagai tantangan tanpa mengorbankan kekhasannya.

"Pendidikan Pesantren yang diatur dalam UU No. 18 Tahun 2019 memberikan kita ruang untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri, ditambah dengan poin penting yaitu masuk dalam sistem pendidikan nasional," ujar Gus Rozin dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Gus Rozin saat menggelar Bimbingan Teknis Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Formal Pesantren Pendidikan Diniyah Formal (PDF) pada 24-28 November 2024 di Jakarta.

Bimtek ini dihadiri oleh 145 undangan, terdiri atas Anggota Majelis Masyayikh, penulis dokumen sistem penjaminan mutu PDF, perwakilan Kementerian Agama RI, dan 35 perwakilan pesantren penyelenggara satuan Pendidikan Diniyah Formal se-Indonesia.

Gus Rozin mengatakan, identitas pendidikan pesantren yang khas sebagai pusat pendidikan berbasis tradisi Islam menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan zaman.

Dengan kekhasan dan kemandirian pesantren, Majelis Masyayikh berupaya memastikan bahwa pesantren tidak hanya bertahan tetapi juga berkontribusi signifikan dalam sistem pendidikan nasional.

"Majelis Masyayikh bertekad akan melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu ini pada awal tahun depan. Untuk menyambut pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu tersebut, maka Majelis Masyayikh mengundang Dewan Masyayikh untuk mengikuti bimbingan teknis." katanya.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan seluruh materi tentang penjaminan mutu, mulai dari standar mutu pendidikan, kurikulum, kelembagaan, hingga evaluasi berbasis data. Selain teori, mereka juga dilibatkan dalam simulasi pengisian instrumen dan praktik penyusunan rencana aksi yang aplikatif.

Dokumen standar mutu yang dirumuskan menjadi panduan utama dalam mencetak lulusan santri yang sesuai dengan sembilan karakter Profil Santri Indonesia.

"Ini adalah pekerjaan besar yang membutuhkan waktu dan komitmen jangka panjang, tetapi kita memiliki peluang yang sangat baik untuk menentukan masa depan pesantren kita sendiri," kata Gus Rozin.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024