Pak Arshad tak segan mengunjungi rumah-rumah untuk berbicara dengan orang tua, meyakinkan mereka bahwa pendidikan adalah investasi masa depan. Hasilnya pun mulai terlihat. Kini, makin banyak anak yang melanjutkan sekolah ke SMP dan bahkan SMA.
Namun, perjuangan itu tidak pernah berhenti di ruang kelas. Pak Arshad, bersama rekan-rekan guru lainnya, sering kali merogoh kocek pribadi untuk membeli buku tulis dan pena bagi murid-murid yang tidak mampu.
“Kalau ada rezeki lebih, kami belikan buku atau alat tulis,” ujarnya. Ia tidak pernah menganggap itu sebagai beban, tapi sebuah pengabdian kecil untuk kemanusiaan.
Ketika ditanya apa yang paling membanggakan dari pekerjaannya, ia menjawab sederhana,
"Melihat orang tua mulai terbuka dan mau menyekolahkan anaknya. Itu kebanggaan kami,” ujarnya.
Dalam setiap langkahnya, ia menanamkan harapan bahwa pendidikan adalah jalan untuk mengubah nasib, bukan hanya bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat di sana secara keseluruhan.
Kini, anak-anak yang dulu hanya berangan-angan, perlahan mulai percaya diri menatap masa depan. Beberapa dari mereka telah melanjutkan sekolah hingga tingkat SMA dan SMP. Sebuah pencapaian yang mungkin terdengar kecil bagi banyak orang, tetapi di desa ini, itu adalah lompatan besar!
“Alhamdulillah, mereka sudah mulai terbuka,” ujar Pak Arshad.
Kisah Pak Arshad merupakan pengingat bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Meski jalan yang dilaluinya tidak mudah, ia tidak pernah menyerah. Setiap tetes keringat, setiap langkah berat di tengah hutan, dan setiap kata motivasi yang ia ucapkan merupakan wujud cintanya pada negeri ini.
Sudah selayak dedikasi Pak Arshad ini menjadi lentera bagi para guru di seluruh pelosok negeri. Setiap anak Indonesia, tanpa memandang tempat tinggalnya, berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Selamat Hari Guru, wahai para pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan guru hebat seperti Pak Arshad, kita bisa yakin bahwa Indonesia akan semakin kuat. #PendidikanBermutuUntukSemua
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024