Sepanjang hidupnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali menderita sakit. Kesehatan nabi sangat terpelihara dengan baik, kata Nasaruddin Umar ketika menerima pemenang lomba sekolah sehat (LSS) tingkat nasional 2014 di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Senin sore.
Pada acara itu Wamenag didampingi Sekjen Nur Syam dan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan. Sebelum memberi sambutan ia memberikan cindera mata secara simbolis kepada perwakilan lomba sekolah sehat 2014 menurut kategori pencapaian prestasi terbaik (best achievement) dan pencapaian kinerja terbaik (best performance) dari masing-masing tingkat pendidikan.
Sebanyak 24 provinsi ikut LSS dan 15 di antaranya dinyatakan masuk final. Berbeda dengan tahun lalu yang pemenangnya lebih banyak dari Pulau Jawa, sekarang ini di luar Jawa mengalami kemajuan disebabkan kepedulian seluruh pemangku kepentingan terhadap Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam LSS selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, termasuk Pemerintah Provinsi (Kabupaten/Kota).
Karena itu, capaian yang diraih itu, menurut Wamenag, patut diapresiasi. Tetapi jangan disikapi dengan sombong karena bisa jadi diluar ini masih ada sekolah yang sudah jauh lebih baik.
Terkait dengan kesehatan, ia mengingatkan, kesehatan fisik dan rohani sangat penting. Nabi Muhammad SAW, lanjut Wamenag, pernah bergulat dengan seorang pria berbadan besar bernama Rukanah. Dari sisi fisik, Nabi Muhammad SAW kalah besar. Tetapi setelah Rasulullah mengalahkan dalam suatu pertandingan, Rukanah kemudian hari menjadi pengikut setia.
Peristiwa itu menggambarkan bahwa kesehatan fisik dan rohani sangat penting. Terlebih kebersihan (sekolah), dalam ajaran Islam, merupakan bagian dari iman. Termasuk pula kebersihan rohani. Jika keduanya bersih, tentu akan disusul dengan kesehatan yang mampu melahirkan anak didik yang disiapkan menjadi pemimpin.
Jadi, katanya lagi, jadi pemimpin umat tidak hanya harus pandai membaca doa dan mendoakan umat. Tetapi juga harus sehat secara fisik dan rohani. Untuk menciptakan lingkungan sehat, semua itu tergantung pada para pendidik. Yaitu, guru.
Dalam dunia thoriqot, kata Nasaruddin Umar, mursyid diatasnya terus bersambung sampai kepada mursyid berikutnya.
Sementara murid adalah orang yang meminta bimbingan kepada mursyid. Jadi, dalam hal ini, tidak dikenal bekas guru atau murid, katanya.
(E001/R010)
Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014