Jakarta (ANTARA/JACX) - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Tengah nomor urut satu Hendrar Prihadi menyebut Jawa Tengah mempunyai Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) yang rendah yaitu pada angka 46,35.

“Indeks Pembangunan Kebudayaan Jawa Tengah rendah cenderung turun. Mohon maaf, angkanya 46,35,” kata Hendi dalam debat ketiga Pilkada Jawa Tengah yang bertemakan “Membangun Sosial Budaya, Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan untuk Masyarakat yang Sejahtera dan Toleran” yang diselenggarakan pada Rabu (20/11/2024) malam.

Namun, benarkah Jawa Tengah mempunyai IPK yang rendah dengan angka 46,35?

Skor Indeks pembangunan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Menurut Dimensi. (Kemendikbud)

Penjelasan:

Berdasarkan penelusuran ANTARA, data yang dirilis oleh Kemendikbud, Bappenas, dan Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Tengah tidak pernah memiliki nilai Indeks pembangunan kebudayaan (IPK) di bawah 50 persen sejak 2018-2023.

Penilaian Indikator IPK terdiri dari tujuh dimensi dengan total 31 indikator, yaitu dimensi ekonomi budaya (satu indikator), dimensi pendidikan (enam indikator), dimensi ketahanan sosial budaya (delapan indikator), dimensi warisan budaya (enam indikator), dimensi ekspresi budaya (empat indikator), dimensi budaya literasi (tiga indikator), dan diimensi gender (tiga indikator).

Angka 46,35 adalah nilai skor IPK tingkat provinsi menurut dimensi ekspresi budaya pada 2023. Sementara nilai IPK Jawa Tengah pada 2023 adalah 60,89.

Baca juga: Indeks Pembangunan Kebudayaan bisa meningkat lewat silat, sebut dirjen

Baca juga: Kemendikbudristek: Pemajuan kebudayaan berdampak pada ekonomi

Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024