Tidak ada hubungannya dengan elpijiJakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah mundurnya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan terkait dengan permasalahan tidak teralisasinya kenaikan elpiji ukuran 12 kilogram.
"Tidak ada hubungannya dengan elpiji. Ibu Karen mundur karena murni untuk menjadi pengajar di Harvard University," kata Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Menurut Dahlan, Karen mengundurkan diri karena ingin berkarir di luar perusahaan itu, mengajar di Harvard University dan mengurus keluarga.
"Surat pengunduran diri Ibu Karen sudah kami terima, dan memenuhi permintaan tersebut," kata Dahlan.
Menurut Dahlan, pemegang saham tidak bisa lagi menahan Karen untuk tetap memimpin Pertamina.
Menurut catatan, Pertamina berencana menaikkan harga elpiji 12 kg pada 1 Juli 2014 untuk menekan kerugian bisnis tersebut, namun ditunda karena terbentur bulan Puasa dan Lebaran yang dikhawatirkan memberatkan masyarakat.
Selanjutnya, Pertamina mengajukan kenaikan harga per 15 Agustus 2014 dan kembali belum mendapat persetujuan pemerintah.
Pertamina melalui surat tertanggal 15 Januari 2014 ke Menteri ESDM dan Menteri BUMN menyebutkan kenaikan harga elpiji akan dilakukan bertahap hingga keekonomian, yaitu 1 Juli 2014 akan menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp1.000 per kg menjadi Rp6.944 per kg dengan harga di konsumen Rp106.800 per tabung.
Kemudian, per 1 Januari 2015 naik Rp1.500 per kg, 1 Juli 2015 naik Rp1.500 per kg, 1 Januari 2016 naik Rp1.500 per kg, dan 1 Juli 2016 naik Rp1.500 per kg.
Pertamina menghitung tanpa kenaikan elpiji maka bisnis elpiji 12 kg bakal mengalami kerugian mendekati Rp6 triliun pada 2014.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014