Nanning (ANTARA) - Konferensi Industri Kehutanan Dunia (World Forestry Industry Conference) 2024 dimulai pada Sabtu (23/11) di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, dengan penandatanganan 35 kontrak senilai total 19,4 miliar yuan (1 yuan = Rp2.201).

Konferensi yang berlangsung selama dua hari itu berfokus pada inovasi sebagai pendorong pembangunan berkualitas tinggi di industri kehutanan.

Konferensi tersebut mempertemukan para perwakilan dari otoritas kehutanan, organisasi kehutanan internasional, dan perusahaan-perusahaan global terkemuka, serta menarik partisipasi hampir 1.100 perusahaan.

Hingga 2023, tingkat cakupan hutan di China melampaui 25 persen, dengan volume stok hutan lebih dari 20 miliar meter kubik, kata Kepala Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional (National Forestry and Grassland Administration/NFGA) China Guan Zhi'ou saat upacara pembukaan konferensi tersebut.

Total nilai output industri kehutanan China melampaui 9 triliun yuan tahun lalu, menjadikan China sebagai negara terdepan di dunia dalam hal produksi, perdagangan, dan konsumsi kehutanan, kata Guan.

Sebuah pameran yang menampilkan produk-produk kehutanan global telah diselenggarakan sebagai bagian dari konferensi tersebut, yang digelar di area seluas 50.000 meter persegi dan menarik 1.075 perusahaan untuk berpartisipasi.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2024