Perundingan di Berlin tidak akan mudah. Penting menghentikan arus senjata dan para petempur dari Rusia."
Donetsk, Ukraina (ANTARA News/AFP) - Pemberontak pada Minggu menembak jatuh satu jet tempur Ukraina menjelang perundingan Kiev dengan diplomat penting Moskow untuk meredakan ketegangan di daerah timur bekas negara Sovyet itu.
Menteri luar negeri dari Rusia, Ukraina, Jerman dan Prancis menuju Berlin untuk menghadiri pertemuan, setelah pemimpin Barat berusaha meredakan ketegangan menyangkut klaim bahwa pasukan Ukraina menghancurkan kendaraan militer Rusia.
Militer Ukraina mengemukakan kepada AFP, pesawat tempurnya MiG-29 meledak di udara ketika melakukan "satu tugas untuk menghancurkan satu kelompok besar teroris" di wilayah Lugansk yang kacau. Pilot berhasil selamat dengan menggunakan parasut, katanya.
Pihak berwenang di kota utama pemberontak Donetsk mengatakan, baku tembak membunuh 10 warga sipil dalam 24 jam sementara pasukan pemerintah melakukan serangan untuk menghalau kelompok separatis setelah empat bulan pertempuran yang menewaskan lebih dari 2.100 orang dan membawa wilayah itu ke jurang malapetaka kemanusiaan.
Sementara itu, Jerman menuntut Moskow mengklarifikasi pernyataan seorang pemimpin pemberontaak bahwa di kota yang terkepung itu baru-baru ini menerima ratusan petempur yang telah dilatih di Rusia untuk memperkuat pemberontak.
Bentrokan senjata terbaru akhir pekan akan menambah kegusaran lebih jauh menjelang pertemuan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menlu Ukraina Pavlo Klimkin dan sejawat-sejawat mereka dari Prancis dan Jerman.
"Perundingan di Berlin tidak akan mudah. Penting menghentikan arus senjata dan para petempur dari Rusia," kata Klimkin di Twitter, Ahad.
Presiden Prancis Francois Hollande menyeru Ukraina menahan diri dan mempertimbangkan dengan baik "dalam operasi-operasi militernya setelah Kiev menyatakan bahwa pihaknya telah menghancurkan satu konvoi kecil dari Rusia.
Ia juga menyatakan perundingan-perundingan itu dapat membuka jalan bagi pertemuan tatap muka antara para kepala negara Rusia dan Ukraina.
Rusia membantah klaim serangan itu sebagai "khayalan" tetapi menolak untuk melancar serangan balasan, dan kembali membantah tuduhan Barat bahwa Noskow mempersenjata pemberontak.
Sementara itu, nasib satu konvoi bantusn kemnusiaan Rusia yang tertahan dekat perbatasan Ukraina sejak Kamis nasibya tetap tidak pasti kendatipun kedua pihak tampaknya dekat mencapai satu kesepkatan yang mengizinkan konvvoi melintasi perbatasan itu.
Palang Merah mengemukakan kepada AFP para pejabatnya telah tiba di satu daerah di mana sekitar 300 truk Rusia sedang menunggu tetapi pemeriksaan isi kargo belum dimulai.
(Uu.H-RN)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014