Kabupaten Bogor (ANTARA) - Empat pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat pada debat publik pilkada putaran ketiga yang diselenggarakan di Kabupaten Bogor, Sabtu malam, berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. ​​​​

Paslon nomor urut satu Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina menilai saat ini petani dan nelayan di Jawa Barat dalam kondisi memprihatinkan sehingga membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.

"Kami pasangan Jabar Bahagia memiliki komitmen untuk membangun sistem kewilayahan dalam bentuk pendekatan keadilan dan kesejahteraan. Jangan sampai terjadi manakala kekayaan alam yang ada di Indonesia menjadi milik para konglomerat," kata Acep.

Gita menambahkan bahwa beberapa program telah disiapkan, salah satunya membangun smart eco city di kawasan Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cinajur) dan merehabilitasi kawasan Puncak sebagai tempat konservasi dan ekowisata.

"Kemudian di Bandung Raya kami fokus pada transportasi umum yang terintegrasi, hunian terjangkau, industri kreatif, dan restorasi Sungai Citarum," kata Gita.

Paslon nomor urut dua Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja bertekad mengangkat harkat dan martabat petani dan nelayan di Jawa Barat dengan memberikan insentif Rp1 juta per bulan, karena petani dan nelayan dinilai sebagai ujung tombak ketahanan dan kedaulatan pangan.

Pasangan yang berasal dari dua desa di Jawa Barat ini mendukung pembangunan berbasis desa.

"Ini selaras dengan yang Bung Hatta pernah bilang bahwa Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar yang ada di Jakarta, tapi akan bercahaya karena lilin-lilin kecil yang ada di desa," kata Ronal.

Jeje menambahkan bahwa pasangan ini akan meningkatkan kualitas pembangunan yang sudah berlangsung di Provinsi Jawa Barat.

"Jabar selatan dan penduduk-penduduk lainnya di Jawa Barat yang begitu besar akan kami jadikan sebagai daerah otonomi baru," ujar Jeje.

Paslon nomor urut tiga Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan inovatif, dengan dibekali iman dan takwa, serta pengetahuan dan teknologi.

"Kiat patut bersyukur bisa tinggal di Jawa Barat, bumi yang sangat subur, namun sering kali kesuburan ini membuat kita terlena. Di sini lah kita sering terjebak menyerahkan diri kita kepada bumi dan alam semesta," ungkap Syaikhu.

Menurut dia, dengan SDM yang baik, pembangunan ke depan bisa berjalan maju, adil, dan sejahtera.

Kemajuan, kata dia ditandai dengan pembangunan infrastruktur sampai ke desa-desa. Kemudian, keadilan akan diwujudkan dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Jawa Barat.

Paslon nomor urut empat Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan memaparkan sejarah peradaban Sunda sebagai budaya Jawa Barat dan menyampaikan empat variabel pemikiran dalam pembangunan.

Pertama, menetapkan tata ruang yang berbasis kultur. Kedua, membangun infrastruktur wilayah yang berkeadilan dengan mengedepankan prinsip prinsip mengurus desa dan menata kota. Ketiga, membantu para petani baik melindungi sumber pangan maupun para nelayan melindungi sumber kelautannya.

"Kemudian, melindungi mereka dengan asuransi kecelakaan, asuransi kematian, dan asuransi kesehatan," ujar Dedi.

Ia juga memastikan akan membangun postur birokrasi yang melayani berbasis digital, birokrasi yang berbasis produksi, sehingga mengefisienkan seluruh fiskal yang dimiliki demi kemakmuran rakyat.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024