....saya sendiri tidak tahu ulang tahun sebenarnya"
Jakarta (ANTARA News) - Dalam rangkaian memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-69 semua instansi dan lembaga pemerintah hari ini menyelenggarakan upacara bendera di kantor masing-masing.
Hari ini Minggu, 17 Agustus 2014, Kementerian BUMN di bawah komando Dahlan Iskan juga menggelar upacara yang bertindak selaku inspektur upacara.
Namun, ada yang unik dalam acara kali ini, karena para petugas upacara adalah para pejabat eselon I Kementerian BUMN.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain, Gatot Trihargo, bertindak sebagai komandan upacara.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro ditugasi membaca teks Pancasila, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis, Muhammad Zamkhani membaca teks Pembukaan UUD 1945, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan, Dwijanti Tjahjaningsih membaca Teks Proklamasi.
Sementara pengibar Bendera Merah Putih yaitu Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis, Harry Susetyo Nugroho, Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Herman Hidayat, dan Kasubbag Bantuan Hukum, Rudi Rusli.
Upacara yang berlangsung hikmat dan lancar tersebut juga dihadiri mantan Menteri BUMN, sejumlah direksi BUMN dan seluruh karyawan dengan doa penutup yang dibacakan Staf Khusus Menteri BUMN, Abdul Aziz.
Tidak ada pesan khusus Dahlan dalam sambutannya.
Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini hanya meminta agar antara Kementerian BUMN dan pejabat perusahaan milik negara saling mengamati agar tidak terjadi KKN.
Usai melaksanakan upacara para peserta langsung ramai-ramai merayakan HUT Dahlan ke 63 dengan ditandai pemotongan tumpeng di lobi gedung Kementerian BUMN.
Saat disambut dengan lagu Selamat Ulang Tahun, dengan sumringah mantan Dirut PT PLN ini langsung memeluk dan mencium istrinya, Ny Nafsiah Sabri yang berada disampingnya.
Adegan tersebut langsung diabadikan para hadirin yang diikuti tepuk tangan meriah.
"Terima kasih, terima kasih, ini ulang tahun formalitas saya saja, saya sendiri tidak tahu ulang tahun sebenarnya," kata Dahlan.
"Saya 'lahir' 17 Agustus, istri saya 11 Agustus, dan 20 Agustus merupakan tanggal pernikahan kami," kata Dahlan.
Sesungguhnya, Dahlan sendiri pun tidak mengetahui persis hari lahirnya.
Menurut orang tuanya tanggal lahir Dahlan pernah dicatat dengan kapur tulis di belakang lemari makan.
Sebagai buruh kayu serabutan, dan ketika ekonominya morat-marit karena ada kakaknya yang menderita sakit, maka seluruh perabotan rumah terpaksa dijual, termasuk lemari makan tersebut.
Alhasil Dahlan pun mengira-ngira sendiri bahwa hari lahirnya pada 17 Agustus 1951.
"Tidak masalah, sampai sekarang tanggal lahir saya itu 17 Agustus. Syukur setiap tahun pasti dan selalu diperingati semua masyarakat Indonesia," kata Dahlan yang disambut tertawa hadirin.
Oleh Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014