kami takut jangkar stabilitas terakhir Irak akan jatuh"

Berlin (ANTARA News) - Pemimpin minoritas Kurdi Irak meminta Jerman mengirimkan senjata guna membantu para pejuang Kurdi menghadapi kaum militan Negara Islam yang sebelumnya dikenal dalam akronim ISIS dan kini menjadi IS.

Pemimpin Kurdi Irak ini juga meminta kekuatan asing mesti menemukan cara untuk memotong pendanaan ISIS.

Uni Eropa Jumat waktu setempat telah memberikan lampu hijau kepada seluruh pemerintah Uni Eropa untuk memasok senjata dan amunisi kepada suku Kurdi, dengan syarat atas persetujuan pemerintah pusat Irak di Baghdad.

Jerman terlarang terlibat langsung dalam konflik militer selama pasca perang dunia, sedangkan sebuah survei yang diselenggarakan koran Bild am Sonntag memperlihatkan bahwa hampir dua per tiga rakyat Jerrman menentang pengiriman senjata kepada Kurdi.

Namun Menteri Pertahanan Jerman menyatakan pemerintahnya tengah mempelajari kemungkinan untuk mengirimkan perangkat keras militer.

Masoud Barzani, Presiden Kurdistan Iraq, mengatakan Kurdi memerlukan lebih dari sekadar bantuan kemanusiaan yang telah dikirimkan Jerman hari Jumat demi menolong warga yang terpaksa meninggalkan rumahnya karena gerak maju ISIS.

"Kami harapkan Jerman mengirimkan senjata dan amunisi kepada tentara kami sehingga kami bisa memukul balik teroris ISIS," kata Barzani kepada majalah Jerman Focus. Dia juga memerlukan pelatihan Jerman dan apa yang mereka sebut kekurangan senjata anti tank.

Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen mengatakan bahwa pasukan-pasukan di Irak dilatih dengan persenjataan eks Soviet yang tidak Jerman miliki dan tak bisa dikirimkan Jerman, namun Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier tidak menepis kemungkinan mengirimkan bantuan lebih dari sekadar bantuan kemanusiaan.

Berbicara di Baghdad dalam perjalanan ke ibukota Kurdi, Arbil, dia mengatakan akan berbicara dengan Barzani hari ini untuk mencari tahu apa yang diperlukan Kurdi dan kemudian memutuskan apa yang mesti Jerman lakukan.

"Geng teroris pembunuh sedang berusaha menguasai sebuah negara demi membangun negaranya sendiri, sebuah kekalifahan, dan kami takut jangkar stabilitas terakhir Irak akan jatuh," kata Steinmeier.

Barzani mengatakan pemerintah-pemerintah asing harus mencari cara untuk memotong sumber pendanaan ISIS dan individu-individu yang membiayai ISIS.

"Sumber pertama pendapatan ISIS adalah ladang-ladang minyak di Suriah. Kemudian mereka merampok lebih dari 1 miliar dolar AS dari bank-bank milik negara di Mosul dan Tikrit. Mereka juga mendapat dukungan pendanaan dari beberapa negara dan donor."

Barzani memperkirakan bahwa ISIS memungut 3 juta dolar AS setiap hari lewat punggutan wajib dan pencurian minyak, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014