Malang (ANTARA News) - Kawula Warga Alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng (KWAT) Malang Raya menolak penyebaran dan segala bentuk aktivitas jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah itu.
Menurut Ketua Umum KWAT Malang Raya, Fathul Amin, Sabtu, penyebaran ISIS di wilayah ini mulai meresahkan warga sehingga seluruh elemen masyarakat harus menyatukan diri menolak gerakan beraliran tidak sesuai dengan paham dan dasar negara Indonesia itu.
"Kami berharap negara dan publik sadar akan potensi besar yang ditimbulkan oleh kelompok fundamentralis dan radikalis terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangan sampai aliran seperti ISIS ini bisa menguat di Indonesia," katanya di sela diskusi "Malang Menolak ISIS" di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Masyarakat harus mewaspada penyebaran aliran garis keras karena di wilayah Malang khususnya Kota dan Kabupaten Malang telah menjadi salah satu tempat di mana ISIS Indonesia menggalang relawan, bahkan salah satu kelompok ISIS telah mendeklarasikan diri di Malang.
Fathul Amin berharap ISIS di Indonesia segera dibubarkan, sebab kelompok fundamentalis dan radikalis akan memicu terjadinya konflik vertikal serta horizontal.
"ISIS merupakan salah satu perwujudan fundamentalisme dan radikalisme yang berpotensi besar melakukan makar dengan mendirikan negara Islam," tandasnya.
Sebelumnya, di Malang ditemukan bendera ISIS yang ditempel pada sebuah mushala kecil di Kelurahan Tlogowaru, RT 001/RW 001, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Gambar itu bahkan telah tertempel di sana sejak November 2012.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014