"Kita berupaya menyediakan bibit unggul bagi petani jeruk di Pasaman Barat. Ini salah satu upaya penyediaan bibit yang bagus dan bebas dari bibit luar yang tidak terjamin,"kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Pasaman Barat, Edrizal di Simpang Ampek, Sabtu.
Ia mengatakan saat ini petani begitu bersemangat kembali menanam jeruk. Sejak 2011 virus yang menyerang tanaman jeruk sudah mulai hilang.
"Kisaran tahun 1990-2000 jeruk Pasaman begitu terkenal dan petani banyak yang menanam jeruk. Namun akibat penyakit tanaman jeruk petani mati dengan sedirinya,"ujarnya.
Ia menyebutkan sejak 2011 petani kembali menanam jeruk. Saat ini jeruk Pasaman Barat sudah mulai banyak dipasaran di kabupaten/kota di Sumbar.
Ia menjelaskan untuk mengembangkan jeruk maka pihaknya terus memberikan penyuluhan kepada petani. Selain itu juga akan menyediakan bibit unggul yang sesuai dengan kultur tanah yang ada di Pasaman Barat.
"Saat ini petani banyak mengambil bibit di Bangkinang Riau. Namun, tentunya bibit tersebut belum tentu sesuai dengan kultur tanah Pasaman Barat,"sebutnya.
Ia menyarankan agar petani mengambil bibit dari penangkar yang ada di Pasaman Barat. Bibit jeruk sudah tersedia dan akan terus ditingkatkan.
"Penyediaan penangkar bibit meruapakan salah satu upaya antisipasi kejadian masa lalu yang membuat tanaman jeruk terserang virus mematikan,"katanya.
Saat ini tanaman jeruk seluas 250 hektar tersebar di 11 kecamatan. Baru-baru ini ada penambahan luas sekitar 20 hektar di Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014