Dalam menjaga dan memelihara NKRI sesuai cita-cita pendiri Bangsa Indonesia, kini tampaknya mulai menghadapi tantangan, sehingga perlu sikap tegas dari pemerintah...

Denpasar (ANTARA News) - Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr Wayan Windia menilai pemberlakuan uang rupiah kertas bertulis Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak Jumat (15/8) perlu mendapat apresiasi dan dukungan dari seluruh bangsa Indonesia.

Pencantuman tulisan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI pada uang tersebut merupakan bagian dari upaya mewujudkan cita-cita pendiri bangsa ini, kata Prof Windia yang juga Ketua Dewan Harian (KDH) 1945 Bali di Denpasar, Sabtu.

"Dalam menjaga dan memelihara NKRI sesuai cita-cita pendiri Bangsa Indonesia, kini tampaknya mulai menghadapi tantangan, sehingga perlu sikap tegas dari pemerintah, bangsa dan negara untuk tetap dapat memegang teguh hal itu," kata Prof Windia.

Pernyataan Windia tersebut menanggapi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan RAPBN 2015 dan Nota Keuangannya dalam sidang paripurna DPR RI.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2014, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Pemerintah bersama Bank Indonesia mengumumkan bahwa rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 dinyatakan mulai diberlakukan, dikeluarkan, dan diedarkan di seluruh Indonesia.

Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa secara umum, desain uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 itu tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan tahun emisi 2004 yang beredar saat ini.

Selain adanya tanda tangan Menkeu, perbedaan utama antara lain pada uang baru itu adalah adanya frasa "Negara Kesatuan Republik Indonesia" pada bagian muka dan belakang uang.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014