"Pidato Pak SBY di DPR tadi pagi dan sore patut diapresiasi," kata Ramadhan usai sidang paripurna Pembukaan Masa Sidang I tahun 2014-2015: Pidato Presiden Penyampaian RUU APBN 2015 dan Nota Keuangan di Jakarta, Jumat.
Pada pagi hari diselenggarakan sidang bersama DPR RI dan DPD RI dengan agenda Pidato Kenegaraan Presiden RI pada Ulang Tahun ke-69 Republik Indonesia.
Menurut Ramadhan, pada pidato Presiden SBY di DPR RI, baik pagi maupun sore, tidak ada sama sekali kalimat bombastis dan berlebihan, sebaliknya penuh dengan kalimat-kalimat santun nan terukur.
"Pak SBY juga menegaskan dirinya sebagai sosok independen, netral, serta negarawan yang hanya berpikir kepentingan rakyat dan negara," katanya.
Wakil Sekjen Partai Demokrat ini menjelaskan, pada pidato tersebut, Presiden SBY juga menyatakan mengapresiasi para presiden pendahulunya seperti Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, serta Megawati Soekarnoputri.
Menurut Ramadhan, Presiden SBY optimistis dan siap membantu presiden Republik Indonesia berikutnya dalam melaksanakan pembangunan dan kepentingan rakyat.
Ramadhan menambahkan, jika Mahkamah Konstitusi membatalkan gugatan sengketa pemilu presiden dan calon presiden terpilih Joko Widodo memimpin Indonesia mendatang, maka program-programnya tidak bisa serta-merta dimasukkan dalam APBN 2015.
Persoalan tersebut, kata dia, bukan pada figurnya tapi persoalan teknis dan etika.
"Hasil pemilu presiden saat ini masih dalam sengketa sehingga belum ada presiden terpilih secara definitif," katanya.
Ia menegaskan, jika tidak ada gugatan sengketa pemilu presiden ke Mahkamah Konstitusi, tentu Presiden SBY akan mengajak Joko Widodo berdiskusi.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014