Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri menilai asumsi pertumbuhan ekonomi 5,6 persen yang ditetapkan dalam RAPBN 2015 sudah optimistis dan sesuai dengan perkembangan ekonomi global 2015.
"Pertumbuhan ekonomi 5,6 persen karena situasi global mulai membaik," kata Chatib dalam konferensi pers pokok-pokok kebijakan fiskal dan postur RAPBN 2015 yang dihadiri para menteri terkait bidang ekonomi di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan asumsi pertumbuhan ekonomi ini akan menjadi landasan pembahasan RAPBN 2015 yang segera dilakukan antara pemerintah dan DPR dalam masa transisi, sebelum peralihan kepada pemerintahan baru.
"RAPBN ini disusun kerangka asumsi makro yang konservatif agar memberikan ruang bagi pemerintahan baru, untuk menaikkan growth-nya dalam APBN perubahan. Nanti dibuka pertumbuhan kisaran 5,5 persen-6 persen, adjustment untuk pemerintahan baru," ujarnya.
Chatib memastikan RAPBN 2015 memberikan ruang gerak bagi pemerintahan baru untuk melaksanakan program sesuai visi dan misi sehingga hanya berupa baseline budget untuk kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Perekonomian global diperkirakan membaik karena dampak penurunan kinerja ekonomi global pada awal 2014 yang diperkirakan hanya sementara. Selain itu, perbaikan ekonomi negara maju seiring berlanjutnya stimulus moneter ikut mendukung pemulihan ekonomi global.
Namun, potensi risiko masih tetap perlu diwaspadai, khususnya meningkatnya risiko geopolitik yang dapat menaikkan harga minyak, perlambatan ekonomi Tiongkok sdan normalisasi kebijakan Bank Senral AS (The Fed).
Dengan kondisi tersebut, pemerintah menetapkan asumsi makro lainnya seperti inflasi 4,4 persen, suku bunga SPN 3 bulan 6,2 persen, nilai tukar rupiah Rp11.900 per dolar AS, harga ICP minyak 105 dolar AS per barel, lifting minyak 845 ribu barel per hari dan lifting gas 1.248 ribu barel setara minyak per hari.
Berdasarkan basis kebijakan fiskal dan asumsi dasar makro tersebut, maka pendapatan negara akan mencapai Rp1.762,3 triliun dan belanja negara Rp2.019,9 triliun sehingga defisit anggaran 2015 diproyeksikan Rp257,6 triliun atau 2,32 persen terhadap PDB.
Dari pendapatan negara tersebut, penerimaan perpajakan ditargetkan mencapai Rp1.370,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak Rp388 triliun dan penerimaan hibah Rp3,4 triliun.
Sementara dari belanja negara, untuk pagu belanja pemerintah ditetapkan Rp1.379,9 triliun serta pagu anggaran transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp640 triliun.
Pemerintah juga menargetkan pembiayaan dalam negeri untuk menutup defisit Rp281,4 triliun dan pembiayaan luar negeri negatif Rp23,8 triliun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014