... satu hal yang menarik. Memiliki karakter yang kuat bagus banget... "

Jakarta (ANTARA News) - Perancang busana nasional yang sudah malang melintang di manca negara, Tex Saverio, mengatakan, syarat agar busana Indonesia bisa go international, yakni dengan memiliki karakter kuat, bersandar pada keragaman luar biasa busana masing-masing daerah.

Keragaman dari Sabang-Merauke inilah yang juga disinggung pada awal pidato kenegaraan Presiden Susilo Yudhoyono di depan Sidang Paripurna DPR-DPD, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat. Pidato yang "secara tradisi" selalu dilakukan presiden-presiden Indonesia saban menjelang Hari Kemerdekaan, 17 Agustus.

Namun, sayang, kekayaan dan keragaman busana daerah Indonesia yang luar biasa itu --sebagai bagian penting khasanah kekayaan bangsa-- kebanyakan hanya dipakai dalam acara khusus.

Sedikit di antaranya adalah pernikahan. Sejauh ini, cuma sedikit kain dan busana tradisional Indonesia yang bisa "berbicara" di kancah dunia.

Kain batik, siapa yang tidak kenal? Batik sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

"Ini salah satu hal yang menarik. Memiliki karakter yang kuat bagus banget, tetapi kita harus ada availibility. Maksudnya harus siap di bidang produksi dan ini harus dipikirkan," kata Tex Saverio.

Selain itu, Tex juga mengaku masih belajar untuk mengolah kain tradisional Indonesia. "Saya sendiri merasa harus orang yang mumpuni untuk mengolah kain batik, dan saya masih belajar untuk itu," katanya tentang batik.

Tex Saverio terkenal dengan karyanya yang memiliki garis rancangan kuat, berkarakter --baik untuk adibusana yang glamour nan rumit namun menawan ataupun busana kasualnya.

Dia berani bereksperimen dengan paduan-paduan warna sangat beraneka, baik hitam, putih, ataupun emas.

Jika bukan karena kualitas dan kelas serta cita-rasanya, agaknya hampir mustahil pesohor dunia memakai busana-busana buatan dia.

Lady Gaga, Kim Kardashian, atau Anggun C Sasmi? Ketiga nama itu termasuk pesohor yang memasrahkan tubuh indahnya ada dalam balutan elegan rancangan Tex Saverio.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014