Alat yang kami ciptakan ini sudah dibuktikan lewat uji coba pada salah satu petani sayuran di Desa Poka

Ambon (ANTARA) - Kelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon selaku pembuat prototipe sistem pompa air tenaga surya mengatakan, petani bisa menghemat Rp800 ribu per bulan untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bila menggunakan sistem tersebut.

"Alat yang kami ciptakan ini sudah dibuktikan lewat uji coba pada salah satu petani sayuran di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon (Kota Ambon) selama dua bulan dan ternyata berhasil," kata juru bicara tim Lawamena Fakultas Teknik Unpatti, Stevi Ilela di Ambon, Jumat.

Tim Lawamena meraih juara pertama kompetisi inovasi energi terbarukan yang menampilkan ide perencanaan irigasi pertanian dengan sistem pompa air tenaga surya berbasis Internet of Thing (IoT) untuk meningkatkan produktifitas petani di Maluku.

Lomba ini dilaksanakan oleh New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMates)

Menurut dia, setiap petani yang menggunakan sistem pompa air tenaga surya seperti ini tidak perlu melakukan penyiraman secara manual dan satu hari dilakukan penyiraman sebanyak dua kali dengan durasi 10 menit dan dalam waktu 21 hari sudah bisa dipanen.

Prototipe ini berfokus pada sektor pertanian yang bertujuan untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan tenaga sistem kontrol menggunakan IoT berbasis pembangkit listrik tenaga surya.

Proses kerja alat ini melakukan penyiraman dan pemupukan dari jarak jauh menggunakan aplikasi Lawamena.

"Prototipe yang diciptakan ini juga bisa mendeteksi kelembaban udara dan tanah serta digunakan pada sumur dangkal, tetapi bisa disesuaikan juga untuk sumur yang dalam," ujarnya.

Sementara pada wilayah yang lebih tandus bisa dibuat bak penampungan air hujan misalnya untuk dijadikan sumber air.

"Jadi prototipe yang kami buat bertujuan untuk membantu petani dalam menekan biaya operasional mereka agar pengeluaran Rp800 ribu setiap bulan untuk BBM bisa dimanfaatkan lagi sebagai modal membeli bibit dan pupuk dalam meningkatkan produktivitas petani," ucapnya.

Manejer Program NZMATES Safitri Yanti Baharudin mengatakan, kompetisi inovasi energi terbarukan diikuti banyak tim dari perguruan tinggi negeri di Maluku, tetapi hanya lima diantaranya yang lolos hingga babak akhir.

"Kegiatan ini dilaksanakan NZMATES untuk memotivasi generasi muda untuk terus berinovasi membuat peralatan berbasis energi terbarukan bagi kepentingan masyarakat," katanya.

Baca juga: PLN: Penggunaan PLTS atap di Jateng baru 25 persen

Baca juga: PLTS Terapung Cirata berpotensi tambah kapasitas hingga 1000 MWp

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024