Quetta, Pakistan (ANTARA News) - Sejumlah pria bersenjatakan senapan otomatis dan granat serta mengenakan rompi bunuh diri, menyerang dua pangkalan udara militer di Pakistan barat daya, Jumat pagi.
Pasukan keamanan pun menewaskan tujuh penyerang dalam pertempuran itu, kata pejabat Pakistan.
Sarfaraz Bugti, menteri dalam negeri Provinsi Baluchistan yang dilanda pemberontakan mengatakan para gerilyawan itu berusaha menyerbu pangkalan udara Samungli, yang digunakan Angkatan Udara Pakistan, dan pangkalan militer Khalid, keduanya terletak di ibu kota Quetta, tetapi gagal menerobos garis pertahanan.
"Baku tembak meletus dekat dua pangkalan itu. Tujuh gerilyawan tewas sejauh ini," kata Bugti kepada AFP.
"Sasaran serangan itu adalah dua pangkalan udara itu tetapi polisi dan pasukan keamanan mematahkan serangan itu," tambahnya. Pangkalan-pangkalan udara itu terletak sekitar 12km dari Quetta.
Mohammad Amlish, komandan kepolisian provinsi itu mengemukakan kepada AFP tujuh personel keamanan termasuk empat polisi dan tiga tentara cedera dalam baku tembak tetapi polisi berhasil mencegah gerilyawan itu memasuki pangkalan udara Samungli .
"Kami menemukan tiga mayat. Dua dari mereka pembom bunuh diri yang mengenakan rompi setelah dikepung polisi sementara seorang ditembak mati," kata Amlish kepada AFP.
Seorang pejabat senior militer mengatakan roket-roket ditembakkan ke pangkalan udara Samungli, dua di antaranya mendarat di dalam pagar perimeter. Ia mengatakan tidak ada kerusakan akibat serangan itu.
Komandan kepolisian Quetta Abdul Razzaq Cheema mengemukakan kepada AFP bahwa para gerilyawan terlebih dulu menyerang pangkalan udara Samungli sebelum menargetkan pangkalan udara militer Khalid sekitar satu jam kemudian. Polisi menjinakkan empat bom dekat pagar luar pangkalan udara Khalid, katanya.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab bagi serangan -serangan itu, tetapi Taliban mengancam akan melakukan tanggapan berdarah atas serangan militer Pakistan terhadap gerilyawan di wilayah suku Waziristan Utara.
Pakistan melancarkan serangan pertengahan Juni segera setelah satu serangan di bandara Karachi yang menewaskan belasan orang yang mengakibatkan terhentinya proses perdamaian dengan gerilyawan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Pada bulan ini, para pria bersenjata menembaki satu pesawat yang sedang mendarat di bandara Peshawar di daerah barat laut negara itu, menewaskan seorang penumpang dan mencederai dua anggota awak.
Taliban Pakistan dan Gerakan Islam Uzbekistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan bandara Karachi itu.
Waziristan Utara menjadi satu pangkalan penting bagi TTP, yang bangkit melawan pemerintah tahun 2007, sementara Amerika Serikat telah lama mendesak dilakukan aksi terhadap kelompok-kelompok gerilyawan di daerah itu yang menargetkan pasukan NATO di Afghanistan.
Sejauh ini lebih dari 500 gerilyawan dan 27 tentara tewas, kata militer walaupun jumlah korban itu tidak dapat dikonfirmasikan secara independen.
Baluchistan yang miskin dilanda pemberontakan oleh etnik Baluch yang menuntut otonomi lebih luas dari pemerintah federal dan pembagian lebih besar hasil pendapatan kekayaan minyak dan gasnya.
(Uu.H-RN)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014