diperlukan pemimpin-pemimpin masa depan yang berani mengambil langkah tegas untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk rokokJakarta (ANTARA) - Komunitas Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) berpendapat isu pengendalian konsumsi rokok dapat menjadi pertimbangan masyarakat memilih calon pemimpin mereka di Pilkada 2024.
"Pilkada kesempatan emas untuk berani mengambil langkah tegas melindungi rakyat dari dampak buruk rokok," kata Program Manager IYCTC Ni Made Shellasih dalam konferensi pers "Kawal Pilkada - Kawal Pilihan Kesehatan Warga" di Jakarta, Jumat.
Baca juga: DJBC: Rokok Ilegal disita hingga Oktober sebanyak 16,50 juta batang
Data SKI 2023 merinci kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5 persen), diikuti usia 10-14 tahun (18,4 persen).
Selain itu, alasan pentingnya isu pengendalian konsumsi rokok juga karena dampak konsumsi rokok yang tidak hanya pada kesehatan tetapi juga hal lainnya seperti lingkungan. Asap rokok diketahui mengandung gas dan partikel yang dapat mencemari udara.
Baca juga: UI dan Kemenkes perkuat implementasi kawasan tanpa rokok
Pilkada 2024 pun, kata dia, dapat menjadi kesempatan emas bagi para calon pemimpin untuk mewujudkan hal tersebut.
Dalam hal ini, imbuh Shellasih, IYCTC mengajak warga khususnya generasi muda agar lebih kritis dalam memimpin pemimpin yakni benar-benar berpihak terhadap kesehatan masyarakat khususnya dalam pengendalian konsumsi rokok.
Guna memudahkan, IYCTC mengambil inisiatif untuk menyediakan website pilihantanpabeban.id yang dapat dimanfaatkan warga memahami rekam jejak para calon pemimpin, baik calon kepala daerah maupun anggota DPR RI yang telah terpilih untuk periode 2024-2029 terkait sikap mereka terhadap kebijakan pengendalian rokok.
Baca juga: Upayakan anak muda yang sehat tanpa rokok demi Indonesia Emas
Masyarakat nantinya dapat melihat pernyataan masing-masing calon pemimpin di Pilkada 2024, juga anggota DPR RI yang sudah terpilih.
Mereka ini terbagi menjadi beberapa kategori yakni pro (mendukung kebijakan pengendalian konsumsi rokok baik dari pernyataan maupun sikap mereka di media massa).
Lalu, kontra (menemukan sikap atau pernyataan mereka yang condong untuk membela industri rokok).
Kategori lainnya tidak ada argumen, normatif, dan campuran.
"Mungkin tidak semua terekam di media massa. Kalau mengarah ke terafiliasi atau tidak, tapi hasil pemetaan no argumen, masyarakat punya peran lebih untuk bisa mengawal calon yang akan dipilih," jelas Shellasih.
Dia menyarankan agar masyarakat tidak hanya melihat profil masing-masing calon, tetapi juga melihat kondisi partai atau koalisi atau situasi politik yang lebih detail.
"Karena dari pemetaan yang kami buat, ada calon gubernur atau anggota DPR yang secara personal mendukung tapi secara suara partai itu kontra atau sebaliknya. Itu yang masyarakat kawal lebih dalam, kenapa ada perbedaan itu," ujar dia.
Dia menyatakan hadirnya website tidak dimaksudkan untuk mendukung atau menjatuhkan kandidat tertentu. Ini merupakan salah satu upaya dalam mendorong masyarakat agar lebih kritis dalam memimpin pemimpin mereka.
Shellasih menyarankan masyarakat juga menggunakan sumber informasi lain sebagai pelengkap.
"Mari gunakan hak suara secara bijak, pilih pemimpin yang tidak hanya berjanji, tetapi memiliki rekam jejak yang jelas dalam melindungi kesehatan masyarakat," pesan dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024