Garut (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Jawa Barat mendukung pemanfaatan bata plastik daur ulang untuk membangun ruang belajar di SDN Barusari 3 dan 4, Kecamatan Pasirwangi karena ramah lingkungan dan tahan gempa.

"Bahan bangunan ini sangat ringan, terbuat dari bahan plastik akan lebih nyaman dan aman apabila terjadi reruntuhan, jadi lebih nyaman untuk kegiatan belajar mengajar," kata Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Disdik Kabupaten Garut, Suryana, pada acara peletakan bata plastik daur ulang di SDN 3 Barusari Garut, Jumat.

Ia menuturkan Kecamatan Pasirwangi merupakan daerah yang cukup terdampak parah dalam bencana gempa bumi pada 18 September 2024 yang menyebabkan kerusakan pada bangunan sekolah.

Dua sekolah yakni SDN Barusari 3 dan 4 merupakan sekolah yang kondisinya rusak berat, kemudian mendapatkan bantuan perbaikan ruang kelas dari Yayasan Bakti Barito dengan konsep pembangunan ramah lingkungan dan tahan gempa.

"Di Kecamatan Pasirwangi ada beberapa sekolah yang terdampak bencana gempa dalam hal ini kami bekerja sama dengan Yayasan Bakti Barito mendapatkan bantuan pembangunan sekolah untuk SD Barusari 3 dan Barusari 4," katanya.

Ia menyampaikan, sekolah yang terdampak gempa itu dibangun dengan bahan bangunan untuk dinding dari bata plastik daur ulang yang tahan lama dan kuat, juga aman apabila terjadi guncangan gempa bumi.

Sekolah tersebut, kata dia, menjadi proyek percontohan yang diharapkan dapat diterapkan di bangunan sekolah lain di kawasan rawan terjadi gempa bumi di Kabupaten Garut.

Pembangunan sekolah tahan gempa itu, kata dia, baru pertama dilaksanakan di Garut, namun sebelumnya sudah diterapkan pada bangunan sekolah di daerah lain yang pernah dilanda bencana gempa bumi.

"Ini adalah proyek percontohan, dilihat dari segi pemasangan dan waktu yang lebih cepat, dan mudah-mudahan ini menjadi edukasi bagi kita karena daur ulang sampah plastik, nanti kita dapat menggunakan sampah-sampah di sekitar kita," katanya.

Ia berharap pembangunan sekolah yang cukup istimewa itu dapat menambah semangat belajar bagi siswa, dan tentunya memberikan rasa aman dan nyaman saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

"Kecamatan Pasirwangi ini daerah rawan gempa, mudah-mudahan bangunan tahan gempa ini menjadi suasana baru, dan bisa membuat siswa dan guru belajar dengan tenang," katanya.

Kepala Sekolah SDN Barusari 3 Nenden Komariah mengaku senang bisa mendapatkan bantuan perbaikan bangunan sekolah yang aman atau tahan gempa, sehingga nanti guru dan siswa bisa lebih tenang saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

"Kami sangat senang, karena dengan bantuan ini kami mempunyai sekolah baru, kelas baru, bisa memberikan ruang kelas yang aman dan nyaman," katanya.

Direktur Yayasan Bakti Barito Dian Anis Purbasari mengatakan, sekolah tersebut sebelumnya rusak akibat guncangan gempa bumi, kemudian Yayasan Bakti Barito bersama Yayasan Kita Bisa dan Happy Heart Indonesia memberikan bantuan untuk membangun kembali SDN Barusari 3 dan 4 dengan konsep ramah lingkungan dan tahan gempa.

Pembangunan ruang kelas itu, kata dia, tidak hanya bahan bangunan yang tahan gempa, tapi juga ramah lingkungan yang memanfaatkan 9,4 ton sampah plastik yang didaur ulang menjadi bata plastik untuk dinding ruang kelas.

"Bahan ini juga lebih tahan gempa karena ringan dan kemudian tidak menggunakan paku, tidak menggunakan bahan yang berat, sehingga mudah-mudahan ini lebih tahan gempa," katanya.

Ia menargetkan pembangunan sekolah yang terdampak gempa itu selesai pada Desember 2024 atau sudah bisa digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran baru Januari 2025.

Baca juga: Pabrik bata plastik beroperasi di NTB
Baca juga: Yogyakarta kembangkan pengolahan sampah plastik menjadi bata

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024