Duckweed juga bisa digunakan untuk pangan hewan serta nutrisi untuk manusia.

Jakarta (ANTARA) - Pakar botani Dr. Klaus-J Appenroth dari Friedrich Schiller University Jena Jerman menyebutkan tanaman rumput bebek atau duckweed memiliki banyak kegunaan selain untuk membersihkan dari logam berbahaya tapi juga dapat menjadi biofuel.

"Duckweed bisa membersihkan air, dengan statusnya sebagai angiospermae yang paling cepat tumbuh dan ketika tumbuh dengan cepat tanaman itu membutuhkan nutrisi dan dengan cara itu membersihkan air," kata Klaus dalam acara perkuliahan tamu Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dipantau daring dari Jakarta pada Jumat.

Beberapa spesiesnya seperti Lemna minor memiliki kemampuan untuk menghilangkan logam berat seperti timah, tembaga, seng dan arsenik yang berada di dalam air dengan dosis tidak berbahaya. Beberapa tempat sudah menggunakan duckweed untuk membersihkan air sebagai salah satu bentuk bioremediasi atau pengurangan polutan di lingkungan yang tidak terlalu mahal.

Tumbuhan tersebut juga dapat membantu dalam upaya pengurangan emisi karbon, karena pertumbuhan yang cepat membuat rumput bebek juga menyerap CO2 menjadi lebih cepat.

Baca juga: Komisi B DPRD DKI usul PAM JAYA sediakan pemurni air di sekolah

Baca juga: KLH bakal kembali gelar 4 program, Kali Bersih hingga Langit Biru

Setelahnya, tanaman itu dapat dipanen dan digunakan untuk biofuel seperti produksi bioetanol. Karena kandungan selulosa yang rendah dibandingkan tanaman terestrial, prosedur konversi akan menjadi lebih mudah.

"Duckweed juga bisa digunakan untuk pangan hewan serta nutrisi untuk manusia," ujarnya.

Tanaman itu sendiri memiliki kandungan 20-35 persen protein 4-7 persen lemak dan 4-10 persen pati per berat kering. Spesies rumput bebek Wolffia microscopica dan Wolffiella hyalina kini tengah diteliti sebagai makanan manusia.

Untuk ternak sendiri, tanaman itu ketika diolah dapat digunakan untuk ikan dan ayam.*

Baca juga: Peneliti soroti kerusakan DAS akibat tak peduli konservasi tanah & air

Baca juga: Pemerintah intensifkan upaya pemantauan kualitas udara di Tanah Air

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024