Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Pasar Rakyat Seluruh Indonesia (Aparsi) Nicholas Anggada mengatakan, penggunaan transaksi pembayaran secara digital, termasuk Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), di pasar-pasar bisa membantu membuat pencatatan transaksi para pedagang menjadi lebih baik.

"Jadi apa ya, dari sisi merchant atau pedagang pasar ini kita lagi berdayakan agar mereka mulai transaksi non-tunai. Ini akan membawa data yang lebih bagus gitu ketika teman-teman mau mengambil kredit dan sebagainya," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Nicholas menyampaikan, Aparsi tengah gencar berkolaborasi dengan regulator dan perbankan mendorong pedagang pasar untuk bertransaksi secara non-tunai.

"Jadi supaya mengimpulsif dua belah pihak ya. Jadi pedagang happy maupun pembelinya juga happy. Cuma memang tantangannya, kembali lagi tidak semua pedagang itu kan mau mengerti dan mau berubah gitu ya. Sekalipun sudah dapet banyak insentif," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra mengatakan, transaksi pembayaran digital dapat membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) beralih dari pencatatan manual ke sistem digital yang lebih modern dan efisien.

Ia mencontohkan produk aplikasi milik perusahaannya Posku Lite yang memiliki menu yang dirancang khusus untuk membantu pencatatan UMKM.

"Pemilik UMKM bisa memantau semua transaksi yang berjalan sesuai keinginannya. Jadi dia bisa melihat keuntungan atau kebutuhan stok barang secara harian, mingguan dan seterusnya," ujar Indra.

Indra menyampaikan, dengan berfokus pada kecepatan dan akurasi pencatatan penjualan, Posku Lite menawarkan sejumlah fitur unggulan untuk mendukung operasional harian UMKM.

Posku Lite bisa diunduh secara gratis di Google Play Store dan pengelolaan satu akun bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh beberapa pengguna, sehingga pemilik UMKM bisa membagi pengelolaan akun aplikasi kepada karyawan atau cabang toko yang ada. Selain itu, setiap transaksi akan menghasilkan invoice atau faktur secara otomatis.

"Invoice dapat dicetak melalui printer Bluetooth. Bukan hanya itu, Invoice juga dapat dikirim ke WhatsApp atau e-mail customer. Selain itu, pengembangan fitur Posku Lite secara berkala juga terus diperbarui sesuai saran dan kebutuhan pasar," kata Indra.

Indra menambahkan, metode pembayaran yang ada di Posku Lite juga beragam seperti QRIS, transfer bank dan uang tunai. Sementara untuk penarikan dana dilakukan 1x 24 jam dan tersedia fitur diskon.

Di aplikasi Posku Lite juga terdapat fitur White Label atau Kustomisasi Aplikasi. Aplikasi Posku Lite dapat dikemas ulang (re-branding) menggunakan nama dan identitas partner (nama POS, logo dan warna pada tampilan aplikasi).

"Tim kami akan mendaftarkan Posku Lite versi partner komunitas ke Google Play. Sekali lagi ini cocok sekali untuk UMKM, karena ini solusi sederhana dan efektif untuk mengelola transaksi harian dengan cepat dan akurat, dan transparan," ujar Indra.

Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan. Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.

Baca juga: Aparsi kembangkan sistem digitalisasi di pasar tradisional

Baca juga: Aparsi serahkan petisi permohonan perlindungan usaha kepada Kemendag

Baca juga: Pasar Rakyat Banjarmasin raih penghargaan Kemendag

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024