Denpasar (ANTARA News) - Bali meraih devisa dari ekspor furnitur sebesar 13,72 juta dolar AS selama lima bulan periode Januari-Mei 2014, menurun 6,77 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 14,72 juta dolar AS.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Jumat mencatat realisasi ekpor jenis matadagangan itu untuk volume merosot 86,56 persen dari 9,07 juta unit pada lima bulan pertama 2013 menjadi 1,21 juta unit pada kurun waktu yang sama 2014.
Furniture merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga di Bali yang menembus pasaran mancanegara, yang mampu memberikan kontribusi sebesar 6,38 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 215,04 juta dolar AS.
Sebanyak 16 jenis komoditas hasil kreativitas perajin lainnya yang menembus pasaran luar negeri antara lain kerajinan anyaman, bambu, batu padas, keramik, kerang dan kerajinan kulit.
Ekspor furnitur maupun hasil kerajinan lainnya sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh kondisi pasaran luar negeri.
Seorang eksportir berbagai jenis furnitur di Gianyar I Made Mudita menjelaskan, persaingan aneka barang perabotan rumah tangga di pasaran ekspor cukup ketat, namun berkat kreativitas perajin Bali masih banyak matadagangan jenis antik berhasil memasuki pasaran antarbangsa terutama ke Amerika Serikat.
Pengusaha furnitur negara tetangga juga semakin gencar mengisi aneka barang serupa ke pasaran ekspor, tetapi perajin Bali memproduksi barang yang memiliki pangsa pasar khusus, katanya.
Pria pengusaha ini mengakui berkurangnya permintaan pasar akan furnitur jenis antik seperti perabotan rumah tangga mulai dirasakan sejak awal 2009, dan sekarang masih belum lancar, karena ekonomi global belum kondusif.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014