Dan tahun ini acara tersebut menjadi salah satu "pesta" yang memperlihatkan solidaritas paling besar.
Pada Rabu terakhir bulan Agustus setiap tahun, puluhan ribu wisatawan bergabung dengan 9.000 warga kota kecil untuk saling melempar tomat dalam apa yang juga adalah acara paling kacau sepanjang tahun.
Demikian terkenalnya acara Tomartina sehingga sebanyak 40.000 orang berkumpul di jalan-jalan kota kecil tersebut pada 2012, dan membuat pemerintah setempat mengambil keputusan untuk membatasi peserta hanya untuk 20.000 pemegang tiket.
Itu adalah keputusan yang kontroversial untuk mengeluarkan pelancong yang mungkin datang. Namun pada Kamis, Balai Kota Bunol mengumumkan bahwa keuntungan dari penjualan tiket tahun ini akan disumbangkan buat satu proyek sosial guna membantu kaum perempuan di India.
Perhimpunan "Sahell" bekerjasama dengan organisasi amal "Lokpanchayat" di India untuk mengoperasikan rumah aman buat perempuan dari kasta "dalit" (tak tersentuh", kasta sosial paling rendah di India --yang telah ditinggalkan, diperlakukan secara buruk atau menderita pengecualian sosial.
Mereka bertujuan menawarkan lingkungan hidup yang aman buat perempuan untuk belajar bagaimana menjadi independen secara ekonomi, demikian laporan Xinhua. Sementara itu, mereka menerima bantuan untuk menaikkan harga diri mereka dan menyarankan mengenai bagaimana membela diri mereka dari agresi.
Proyek tersebut juga akan disertai oleh kampanye di Bunol untuk mengajarkan tentang kondisi perempuan itu --yang, menurut pemerintah lokal, kebanyakan telah mengatur perkawinan dengan melibatkan pembayaran mahar.
Tanggal 14 Agustus menyaksikan pameran foto yang digelar di kota kecil itu dengan nama "Pengembaraan menjadi seorang perempuan di India", serta penayangan film "The Fountain of Women" --yang menyoroti peran tradisional dan eksploitasi perempuan di India.
Tomartina mungkin berisi sangat banyak kegembiraan, tapi itu juga akan membantu menangani masalah yang sangat bagus.
(Uu.C003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014